Advertorial

KPID Sulbar Sambangi MAN 1 Mamuju

Wacana.info
(Foto/Istimewa)

MAMUJU–“Adik-adik diharapkan dapat menjadi penyambung informasi terkait siaran yang mengedukasi dan mencerahkan buat keluarga, sahabat serta masyarakat luas,”. Hal itu disampaikan Ketua KPID Sulbar, Mu'min di hadapan sejumlah siswa-siswi MAN 1 Mamuju, Selasa (5/03).

Agenda goes to school itu merupakan salah-satu cara KPID untuk menggugah minat pelajar agar bisa lebih betah menonton televisi dan mendengar radio. Kata Mu'min, dengan bertatap muka langsung kepada peserta didik dan menyampaikan hal-hal seputar dunia penyiaran, utamanya terhadap berita atau informasi yang setiap saat menjejali ruang digital saat ini adalah langkah yang dianggap penting untuk dilakukan.

“Apalagi memasuki bulan suci Ramadan 1445 H, tentunya ada batasan-batasan yang perlu dipahami terkait siaran televisi dan radio,” sumbang Wakil Ketua Ahmad Syafri Rasyid.

Ahmad Syafri meyakini, siswa MAN merupakan aset bangsa yang bisa dan mampu berkontribusi nyata disemua lini kehidupan, dan keberadaan MAN ditengah-tengah masyarakat tentunya memiliki andil besar diberbagai hal khususnya pada dunia penyiaran.

“Ini sejalan dengan tujuan penyiaran yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan menumbuhkan industri penyiaran di Sulbar,” ungkapnya.

“Mari kita semua selamatkan diri kita untuk selalu sadar bermedia dengan kembali menonton tayangan yang sehat, mendidik dan bermartabat di televisi dan radio,” pungkasnya.

Koorbid. Kelembagaan, Hadrah menyampaikan pesan agar siswa MAN terus menjaga jati dirinya sebagai generasi terpelajar, jangan mudah percaya terhadap informasi yang dilihat dan didengar, pastikan bahwa informasi itu sumbernya jelas.

“Oleh karenanya untuk memastikan informasi atau berita itu benar maka lihatlah tayangan di televisi, kalau informasinya juga ada di sana dan sama maka informasi itu dipastikan benar dan bisa dipertanggung jawabkan,” tuturnya.

Koorbid. PKSP, Firman Getaran pun berharap, siswa MAN lebih berhati-hati terhadap informasi yang setiap saat masuk di handphone, sebab banyak informasi atau berita yang masuk ternyata bohong alias hoaks.

“Saya mengajak para siswa agar kembali menonton tayangan televisi dan radio yang dinilai tak pernah menebarkan informasi bohong,” kata Firman Getaran. (*)