Pemerintahan

Indikator Pertumbuhan Ekonomi untuk Perencanaan Pembangunan

Wacana.info
Konferensi Pers BPS Sulbar. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Perekonomian di Sulawesi Barat tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 2,30 Persen. Itu jika dibandingkan dengan kondisi di tahun 2021 (c-to-c). Besaran pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 itu melambat jika dibandingkan dengan besaran pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang tercatat sebesar 2,57 Persen. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar, Tina Wahyufitri menjelaskan, pergerakan perekonomian di Sulawesi Barat terjadi di beberapa kategori lapangan usaha. Terbesar di segmen pertanian, perikanan dan perhutanan.

"Kategori pertanian, perikanan dan perhutanan memberikan andil sebesar 1,31 Persen, dari total pertumbuhan secara c to c," ungkap Tina Wahyufitri dalam konferensi pres di Kantor BPS Sulawesi Barat, Senin (6/02).

Tak hanya itu, pengeluaran di komponen konsumsi rumah tangga sebesar 1,79 Persen serta komponen pengeluaran konsumsi pemerintah di 0,23 Persen juga turut andil.

Kata Tina, indikator pertumbuhan ekonomi tersebut dapat dijadikan salah pijakan utama dalam mengevaluasi sekaligus dalam hal perencenaan pembangunan daerah. 

"Indikator pertumbuhan ekonomi ini, bisa digunakan sebagai dasar evaluasi, dan perencanaan pembangunan perekonomian Sulbar secara umum," sambung dia.

Pelonggaran aktivitas mudik sebagai akibat dari PPKM yang tak lagi seketat sebelumnya ikut mempengaruhi angka pertumbuhan perekonomian di Sulawesi Barat. Termasuk di dalamnya pelaksanaan ibadah haji dan umroh, serta penyelenggaraan event piala dunia yang meningkatkan konsumsi internet serta penyelenggaraan Porprov IV di Kabupaten Mamuju. 

"Secara umum, di 2022 juga banyak diselenggarakan festival-festival yang melibatkan UMKM, dan mengundang animo masyarakat untuk melakukan aktivasi perekonomian, salah satunya event sandeq race," terang Tina. 

Tak hanya itu, beberapa hal lain yang nyatanya menghambat laju pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Barat diantaranya penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng yang memicu terjadinya masalah distribusi di lapangan. Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sulawesi Barat, M La'bi juga menyebut, longsor yang menghambat lalu lintas di jalan nasional serta musibah banjir di beberapa titik juga jadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Barat.

"Kemudian di awal tahun sempat ada pembatasan ekspor CPO yang membuat aktivitas produksi sawit di Sulbar menurun, padahal sawit ini adalah salah satu produk unggulan di Sulbar," sumbang M La'bi. (*/Naf)