Cerita Akmal Malik; Capek dari Pasangkayu hingga Keluhkan Layanan Telekomunikasi
MAMUJU--Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik punya keinginan yang besar untuk segera berkunjung ke enam wilayah kabupaten di provinsi ke-33 ini. Padatnya jadwal yang mesti dijalani oleh Dirjen Otonomi Daerah, Kemendagri itu bikin keinginannya untuk safari ke semua kabupaten belum kesampaian.
Baru Kabupaten Pasangkayu yang telah disambangi oleh Akmal Malik. Beberapa waktu lalu, pria kelahiran Sumatera Barat itu bertandang ke ujung utara Provinsi Sulawesi Barat via darat. Sempat pula 'nyeberang' ke Palu Sulawesi Tengah untuk bertemu Gubernur Sulawesi Tengah dalam agenda tertentu.
Dari pengakuan Akmal, Sulawesi Barat punya bentang wilayah yang cukup luas. Medannya pun berat. Sepulang dari Pasangkayu saja, Akmal mengaku sampai harus berurusan dengan tukang urut untuk sekadar mengobati rasa lelah yang ia rasakan.
"Kami langsung tancap gas. Saya sesungguhnya ingin berkunjung ke seluruh mitra straregis pemerintah di kabupaten. Dari Pasangkayu, Mamuju Tengah, Mamuju, Mamasa, Majene dan juga Polman. Saya ingin Pak, cuma kondisi alam yang sangat luas ini, kemarin saya coba naik darat ke Pasangkayu. Pulangnya saya cari tukang urut. Capek sekali. Luar biasa, ternyatra jauh sekali, besar sekali ini Sulbar," ungkap Akmal Malik saat berbicara di forum paripurna DPRD Sulawesi Barat belum lama ini.
Lulusan STPDN itu mengaku telah menuntaskan agenda koordinasi dengan Forkopimda Provinsi Sulawesi Barat. Termasuk ke DPRD Sulawesi Barat. Itu ia lakukan sebagai bentuk komitmen yang ia bawa untuk senantiasa bersinergi dengan segenap pemangku kebijakan di Sulawesi Barat.
"Kami pun langsung berkoordinasi dengan Gubernur Sulteng, berharap potensi yang ada di Sulbar ini bisa kita kerjasamakan. Alhamdulillah kemarin juga kami mendapatkan beberapa komitmen dari Gubernur Suteng. Sebelumnya juga komitmen dari Gubernur Sulsel untuk bersinergi membangun selat Makassar," sambung Akmal Malik yang resmi dilantik sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat pada 12 Mei 2022 itu.
Hal yang tak luput dari catatan Akmal selama di Sulawesi Barat adalah masih banyaknya wilayah yang belum mendapat layanan jaringan telekomunikasi. Tidak tercover oleh menara telekomuikasi yang ujungnya tak terjangkau jaringan internet alias blank spot.
Cakupan Jaringan Seluler di Provinsi Sulawesi Barat. (Sumber Data/Akmal Malik)
Data yang diperoleh Akmal, dari 640 desa/kelurahan yang ada di Sulawesi Barat, baru 458 desa/kelurahan atau 71 Persen lebih wilayah yang sudah tercover jaringan telekomunikasi. Bagi Akmal, keterjangkaun telekomunikasi jadi satu hal yang mesti adanya. Terlebih untuk wilayah Sulawesi Barat yang akses transportasinya masih terbilang cukup minim.
"Kenapa ini penting, mohon maaf sekali lagi, kita mengakami persoalan dari sisi akses. Kita merasakan betapa belum adanya penerbangan langsung dari Jakarta ke Mamuju. Satu-satunya jalan hanya melalui Makassar. Sudah penerbangan atau transportasi kita susah, masa akses telekomunikasi juga susah. Ini dua kali kena kita ini," ucapnya.
"Insya Allah kami langsung bersurat, dan nantinya akan bertemu langsung dengan Pak Menteri agar persoalan blank spot ini harus menjadi fokus utama. Kita tidak mau Sulbar yang mohon maaf, mungkin maskapai tidak mau datang ke sini karena persoalan mungkin kurangnya penumpang. Kita juga ingin akses kita melalui media-media digital harus kita utamakan. Hadirnya Perpres 95 tahun 2018 tentang penyelengraan pemerintahan berbasis elektoronik tidak akan bisa jalan ketika kemampuan jaringan tidak kuat," begitu kata Akmal Malik. (Naf/B)