Calon Komisioner KPID Sulbar Jalani Fit and Proper Test

Wacana.info
Pelaksanaan Fit and Proper Test calon Komisioner KPID Sulbar. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Senin (27/12), Komisi I DPRD Sulawesi Barat memulai tahap fit and proper test calon Komisioner KPID Sulawesi Barat periode 2022-2025. Sebanyak 21 calon Komisioner KPID Sulawesi Barat hasil seleksi Timsel memperebutkan tujuh kursi Komisioner yang tersedia lewat tahapan uji kelayakan dan kepatutan tersebut.

Ketua DPRD Sulawesi Barat, Suraidah Suhardi berharap, tujuh nama Komisioner KPID Sulawesi Barat periode 2022-2025 adalah mereka yang punya kualitas mumpuni. Tak hanya itu, mereka pun diharap punya integritas dalam mengemban amanah tersebut.

"Komisioner KPID itu wajib melek IT. Apalagi di era zaman digital seperti sekarang ini. Mereka harus paham itu dulu. KPID di masa mendatang itu juga harus wajib melahirkan sebuah gagasan positif tentang dunia penyiaran di Sulbar," urai Suraidah di hadapan sejumlah wartawan di sela-sela pelaksanaan fit and proper test.

Ketua DPRD Sulbar, Suraidah Suhardi. (Foto/Istimewa)

Pelaksanaan fit and proper test memang jadi gawean Komisi I DPRD Sulawesi Barat. Suraidah yakin betul nama-nama yang ada di Komisi I bakal memegang teguh azas profesionalitas dalam menyeleksi calon Komisioner KPID Sulawesi Barat. Meski di sisi lain, aroma politik selalu ada di lembaga legislatif itu.

"Kita percaya bahwa teman-teman yang melakukan penjaringan ini adalah mereka yang terpilih. Memang layak untuk menjalani proses tersebut. Mereka semua lepas dari intervensi dari siapapun," pungkas politisi cantik dari partai Demokrat itu.

Komisi I: Yang Tidak Lulus, Terima Itu Sebagai Takdir

Anggota Komisi I DPRD Sulawesi Barat, Syahrir Hamdani mengaku optimis, proses pelaksanaan uji kelayakan dan kepatutan calon Komisioner KPID Sulawesi Barat bakal berjalan lancar. Bagi politisi Gerindra itu, akan ada yang tak puas dengan apapun keputusan dalam sebuah proses seleksi, termasuk pada pelaksanaan fir and proper test.

"Apapun kejadiannya, kita berusaha sedemikian rupa. Yah terima lah itu sebagai sebuah takdir. Karena tidak mungkinlah kita ini tujuh diterima sementara 21 pendaftar mau lulus semua. Pasti akan ada yang tidak lulus," beber Syahrir Hamdani kepada WACANA.Info.

Syahrir bahkan melihat dinamika seleksi calon Komisioner KPID Sulawesi Barat ini punya kesamaan dengan apa yang dialaminya saat mencalonkan diri sebagai Komisionner KPU Provinsi beberapa tahun lalu. Kala itu, ia belum punya peruntungan untuk duduk di kursi tersebut.

"Waktu berdiri Sulbar, saya ini baru pulang dari proses perjuangan (pembentukan provinsi Sulawesi Barat). Saya orang yang pertama dibantai. Padahal saya waktu itu saya adalah peserta seleksi yang paling paham tentang kepemiluan, karena saya ketua KPU Polman yang mendaftar untuk KPU provinsi. Tetapi apa yang terjadi, saya dibantai, tidak dilukuskan. Dan itu saya tidak pernah protes. Saya anggap itu sebiuah takdir," begitu kata Syahrir Hamdani. 

Anggota Komisi I DPRD Sulbar, Syahrir Hamdani. (Foto/Manaf Harmay)

Syahrir yang elit Gerindra Sulawesi Barat itu mengaku sulit bagi Komisi I untuk memilih nama terbaik dari 21 calon Komisioner terbaik yang telah sampai di titik sekarang. Komisi I, sambung dia, tetap menggunakan berbagai instrumen untuk menentukan tujuh nama calon Komisioner Sulawesi Barat periode 2022-2025.

"Bukan hanya sekadar menggali pengetahuan dan kemampuannya saja. Pasti yang diutamakan adalah kemampuan dari sang calon. Wawasan terkait dengan fungsi KPID, penampilannya lalu pengalamannya," pungkas Syahrir Hamdani. 

Sekadar informasi, pelaksanaan fit and proper test calon Komisioner KPID Sulawesi Barat digelar selama dua hari. Hari pertama sebanyak 10 nama yang melakoni agenda tersebut. Selasa (28/12), pelaksanaan fir and proper test dilanjutkan dengan menguji 11 nama calon lainnya. (Naf/A)