Memilih Pemimpin Kedepankan Rasionalitas, Bukan yang Lain
WONOMULYO--Sejarah bakal mencatat. Tahun 2024 nanti, Bangsa Indonesia bakal menghelat Pemilu dan Pemilihan secara serentak. Selain menguatkan kesiapan penyelenggara, pengetahuan tentang apa dan bagaimana momentum politik itu juga jadi hal yang mesti terus ditingkatkan.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Barat menggelar sosialisasi pendidikan pemilih di salah satu hotel di Kecamatan Wonomulyo, Polman, Sabtu (11/12). Agenda tersebut merupakan salah satu bentuk perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam hal melakukan pendidikan pemilih dengan cara menebar informasi seputar kepemiluan kepada masyarakat.
Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Barat, Herdin Ismail menjelaskan, satu-satunya alat ukur yag idealnya digunakan dalam memilih sosok pemimpin adalah rasionalistas. Janji, komitmen serta visi dan misi yang disampaikan oleh calon pemimpin mesti dapat diterima akal sehat.
(Foto/Istimewa)
"Bahwa lebih rasional itu adalah masuk akal. Jadi kalau memilih calon pemimpin, kita harus memilih yang visi misinya masuk akal. Kita jangan memilih karena money politic. Sebab itu akan sangat berbahaya di masa yang akan datang," tutur Herdin di hadapan puluhan peserta sosialisasi yang didominasi oleh remaja.
Herdin menambahkan, ada enam poin utama yang mesti mewujud di benak para pemilih utamanya dalam menghadapi momentum Pemilu dan Pemilihan tahun 2024 mendatang. Keenamnya masing-masing; mencari informasi tentang visi misi dan program kandidat, mencari informasi tentang riwayat kandidat, berperan serta dalam setiap tahapan Pemilu dan Pemilihan.
"Termasuk aktif untuk mengecek data di DPS atau DPT online, apakah sudah terdaftar atau belum terdaftar. Serta mengikuti kegiatan kampanye untuk mengetahui lebih dalam visi misi dan program kandidat, dan tentunya datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya," beber Herdin Ismail.
Di tempat yang sama, Ketua KPU Polman, Rudiyanto menyebut, besarnya suara pemilih pemula khususnya di Kabupaten Polman jadi salah satu bukti betapa peran generasi muda sangatlah besar dalam hal menentukan arah kebijakan daerah. Mereka diharapkan punya kecukupan kesadaran politik bahwa dirinya merupakan bagian yang menentukan arah dan keputusan kebijakan daerah sehingga menghindarkan diri dari sikap apatis.
"Jumlah pemilih pemula pada tahun 2019 di Kabupaten Polewali Mandar adalah sebesar 9.056 yang sudah terdaftar. Dan masih ada yang belum terdaftar," ungkap Rudiyanto.
(Foto/Istimewa)
Kata dia, publik wajib menyadari tentang penting dan berhargnya hak pilih itu. One man, one vote, one value. Hindari politik uang, serta terbebas dari segala bentuk intimidasi atau kekerasan dalam memilih.
"Serta yang juga tak kalah penting menolak Golput (tidak memilih), atau apatis," pungkas Rudiyanto.
Selain Herdin Ismail dan Rudiyanto, nama-nama lain yang juga sempat hadir pada sosialisasi pendidikan pemilih tersebut diantaranya; Kepala Badan Kesbangpol Polman, Aslia Rahim, Kabid Politik Dalam Negeri, Kesbangpol Sulawesi Barat, H. Haluddin, Kabid Politik, Kesbangpol Polman, Hj. Fitriani Rahim, serta Kasubid Implementasi Kebijakan Publik dan Pendidikan Politik, Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Barat, Junaidi Muin, (ADV)