Susah Senang di Mamuju harus ‘Disiola-olai’
![Wacana.info](https://wacana.info/foto_berita/2446_bau_akram_1.jpg)
MAMUJU--"Penobatan dan pelantikan ini adalah milik kita bersama. Kebersamaan dalam bentuk keluarga besar kerajaan Mamuju, 'sapo kaiyyanna to Mamuju'". Hal itu disampaikan Bau Akram Dai, pria yang telah resmi dilantik dan dikukuhkan menjadi Maradika Mamuju ke-XII, Rabu (15/09).
Menggantikan mendiang ayahnya, Almarhum Andi Maksum Dai yang wafat September tahun lalu, Bau Akram Dai dikukuhkan menjadi Raja Mamuju oleh sang paman, Andi Amir Dai bersama lembaga dan dewan adat kerajaan Mamuju. Agenda sakral itu digelar di rumah raja, kompleks rumah adat Mamuju.
Resmi menyandang gelar Maradika, Bau Akram Dai menjelaskan, penobatannya sebagai Raja Mamuju merupakan upaya pelestarian budaya yang telah sekian lama hidup di tengah masyarakat. Ia pun meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa ambil bagian bersama pemerintah dan institusi kerajaan Mamuju dalam upaya mewujudkan masyarakat Mamuju yang sejahtera.
Pengukuhan Bau Akram Dai sebagai Maradika Mamuju oleh Andi Amir Dai. (Foto/Instagram Pemkab Mamuju)
"Susah senang di Mamuju ini harus 'disiola-olai'. Ini eksistensi kita bersama, ini kemanuan kita semua. Apa yang kita lakukan bersama hari ini adalah bentuk melanjutkan tradisi di tempat kita ini. Saya tidak bisa sendiri menjalankan amanah ini, saya membutuhkan dukungan dari lembaga adat, dewan adat, pemerintah serta seluruh pihak," sambung pria yang juga Kadis Sosial Provinsi Sulawesi Barat.
Kata dia, tugas utama dari institusi kerajaan Mamuju adalah bagaimana ahar budaya dan kearifan lokal dapat senantiasa terjaga. Tetap eksis di tengah perkembangan zaman.
"Kita adalah pilar utama dalam rangka menjaga kebudayaan, filter dari pengaruh bidaya dari luar. Warisan dari leluhurnya harus kita lestarikan bersama," begitu kata Maradika Mamuju, Bau Akram Dai.
Komitmen Pemda Membuka Diri
Mengenakan pakaian adat berwarna biru, Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi turut hadir pada prosesi pelantikan dan pengukuhan Maradika Mamuju hari itu. Dalam sambutannya, Sutinah menegaskan komitmen pemerintah Kabupaten Mamuju untuk senantiasa membuka diri untuk setiap keterlibatan kerajaan Mamuju utamanya dalam agenda memajukan daerah.
"Eksistensi kerajaan Mamuju akan dapat didorong menjadi pusat kelestarian dalam menjaga kearifan lokal yang ada di kita agar tidak hilang oleh kemajuan zaman. Pemda akan senantiasa membuka diri dalam membangun kerja sama dengan Maradika Mamuju. Suksesi pembangunan yang dilakukan Pemda sebagai manifestasi Mamuju Keren tentu akan membutuhkan kontribusi dari semua stakeholder. Tidak terkecuali oleh Maradika Mamuju yang memang punya tempat yang istimewa di hati masyarakat," terang Sutinah Suhardi.
Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi Menghadiri Pelantikan dan Pengukuhan Maradika Mamuju. (Foto/Instagram Pemkab Mamuju)
Tina, begitu Bupati Mamuju akrab disapa menambahkan, pelantikan Andi Bau Akram Dai merupakan perwujudan dari ikhtiar mempertahankan kearifan lokal. Ia pun optimis, Maradika Mamuju bakal mampu melanjutkan pondasi kebudayaan, dasar kearifan yang kokoh yang telah di susun dengan penuh kebajikan oleh mendiang Andi Maksum Dai.
"Mari kita retas segala perbedaan. Menyatukan seluruh potensi kita dalam mewujudkan Mamuju keren. Mamuju 'angatang masagena' yang makmur dan sejahtera," pungkas Sutinah Suhardi.
Gelar Kehormatan, Simbol Persahabatan Kerajaan Gowa dan Kerajaan Mamuju
Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar turut hadir pada pelantikan dan pengukuhan Maradika Mamuju. Hadir pula Raja Gowa ke-XXXVIII, PYM Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang Batara Gowa III.
Menyaksikan langsung prosesi pelantikan dan pengukuhan Maradika Mamuju, bagi Andi Kumala Idjo merupakan satu kehormatan tersendiri. Kata dia, kerajaan Gowa dan kerajaan Mamuju telah terikat dalam satu pertalian persahabatan. Utamanya dalam rangka membangun banyak hal utamanya yang terkait dengan pelestarian budaya.
"Sebagai kerabat, sahabat dan keluarga, kehadiran kami merupakan suatu kehormatan yang sangat besar bagi kami. Raja Mamuju ke-12 ini adalah pelanjut untuk menjaga kelestarian budaya yang ada. Utamanya barangkali adat dan budaya ini yang sebenarnya merupakan satu komuditi unggul untuk mendatangkan wisatawan. (Jika dimaksimalkan), kabupaten ini akan tumbuh berkembang perekonomiannya," tutur Andi Kumala Idjo di hadapan sejumlah wartawan.
Raja Gowa ke-XXXVIII, PYM Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang Batara Gowa III Menghadiri Pelantikan dan Pengukuhan Maradika Mamuju. (Foto/Istimewa)
Tak sekadar hadir dan menyaksikan prosesi pelantikan dan pengukuhan Maradika Mamuju saja, Andi Kumala Idjo bahkan memberikan gelar kehormatan kepada Maradika Mamuju, Bau Akram Dai. Gelar yang oleh Andi Kumala Idjo akan jadi penanda kian kuatnya pertautan antara kerajaan Gowa dan kerajaan Mamuju.
"Kami akan tetap bekerjasama dalam berbagai hal, terurama bagaimana merajut kembali keberadaan Gowa di masa lalu yang dirajut oleh I Manyambungi. Pemberian gelar itu adalah pemberian gelar kehormatan sebagai bentuk persahabatan antara kerajaan Mamuju dan kerajaan Gowa," pungkas PYM Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang Batara Gowa III. (*/Naf)