Demokrat ke Marzuki Alie; Harusnya Tahu Diri

JAKARTA--"Marzuki Alie masih saja mengaku-aku korban fitnah. Janganlah playing victim terus. mengaku korban fitnah, tapi kerjanya mengumbar fitnah terus ke Partai Demokrat dan jajarannya,".
Hal itu disampaikan Kepala Badan Komunikasi Strategis, DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra dalam keterangan pers yang diterima WACANA.Info, Sabtu (22/05). Kata Herzaky, ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi terkait fitnah terbaru yang dilontarkan Marzuki Alie.
Pertama, fakta bahwa Marzuki Alie bagian dari pendukung KLB ilegal. Itu diperkuat dengan kehadirannya pada pelaksanaan KLB di Deli Serdang, serta terpilihnya mantan ketua DPR RI itu sebagai Dewan Pembina di KLB ilegal.
"Padahal, selaku mantan Ketua DPR RI, posisi yang sangat terhormat, harusnya Marzuki Alie tahu aturan. Tahu diri. Dan memberikan contoh yang baik. Ini malah menjadi salah satu pelaku gerakan ilegal yang melanggar kepantasan dan etika serta aturan perundang-undangan yang berlaku," sambung Herzaky.
Kedua, sambung dia, pemecatan Marzukie Alie adalah bentuk ketegasan Partai Demokrat atas perbuatannya. keputusan tersebut melewati beberapa tahapan sesuai dengan mekanisme aturan internal Partai Demokrat.
"Pemecatan para pelaku GPK-PD juga merupakan aspirasi dari bawah, khususnya DPC dan DPD. Kalaupun Marzukie Alie mau mempersoalkan pemecatan, silahkan sampaikan keberatan melalui forum yang sudah dijamin oleh Undang Undang Parpol," kata Herzaky.
Ketiga, Partai Demokrat selalu mengedepankan itikad baik terhadap para kader yang melakukan kesalahan. Namun, tegas Herzaky, Partai Demokrat tidak bisa memaafkan begitu saja para mantan kader yang telah mencoba merusak kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat.
"Silahkan Marzukie Alie Cs mengikuti proses hukum yang ada, biar nanti hakim yang menentukan. Terakhir, tidak ada dinasti politik di tubuh Partai Demokrat, karena pemilihan Ketua Umum dilakukan secara demokratis sesuai aturan partai. Kemudian diperkuat dengan suara DPD dan DPC yang bulat dalam Kongres. Termasuk solidaritas dan soliditas DPD, DPC, sayap Partai, dan Kader Partai Demokrat seluruh Indonesia ketika melawan GPK-PD beberapa waktu lalu," terangnya.
"Jangan mengada-ada. Sebagai senior di politik, seharusnya memberikan contoh, dengan melakukan politik berintegritas, tidak menyebar fitnah dan kabar bohong. Kalau memang Marzuki Alie orang yang bermoral, tentu dia harus sadar bahwa jabatan Sekjen partai dan ketua DPR RI yang didapatnya ketika itu, tentunya ada peran besar seorang SBY, orang yang sekarang ia fitnah dan hina dengan keji," tutup Herzaky Mahendra Putra.
Elektabilitas Partai Demokrat Masuk Tiga Besar
Perkumpulan Kader Bangsa bekerjasama dengan Akar Rumput Strategic Consulting baru-baru ini merilis survei nasional yang dilakukan di periode akhir April hingga awal Mei 2021. Dalam survei tersebut, Partai Demokrat masuk dalam tiga besar partai politik dengan elektabilitas tertinggi, dengan proyeksi elektabilitas 14,8 Persen. Sedikit dibawah Gerindra dengan persentase 15,03 Persen dan PDI-P di 19,6 Persen.
Setali tiga uang, elektabilitas Ketua Umum Partai Demokeat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga masuk dalam enam besar. Tapi jika dibandingkan dengan para Ketua Umum partai politik yang lain, AHY berada pada urutan ketiga dengan elektabilitas 8,89 Persen.
Survei tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi. Metode yang digunakan yakni stratified random sampling, menggunakan teknik wawancara telepon.
54,8 Persen responden berada pada rentang usia 21-30 tahun, dan sebagian besar pelajar/mahasiswa (33 Persen), karyawan swasta (28 Persen), serta pengusaha/wirausaha (17 Persen).
"Naiknya pamor Partai Demokrat di survei tidak lepas dari ramainya pemberitaan terkait dinamika internal Partai Demokrat, khususnya isu Kongres Luar Biasa yang meramaikan perbincangan di publik," ujar Bagus Balghi, peneliti Akar Rumput Strategic Consulting dalam paparan yang dilakukan secara on-line.
"Hasil ini konsisten dengan tiga hasil survei sebelumnya yang dilakukan oleh Indikator Politik, Balitbang Kompas dan LP3ES," sumbang Tomi Satryatomo yang Kabalitbang DPP Partai Demokrat.
"Secara obyektif ini menunjukkan Partai Demokrat dibawah kepemimpinan Ketum AHY yang baru setahun berhasil melakukan konsolidasi internal sekaligus mulai mengambil hati dan pikiran publik. Prahara gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat yang dilakukan KSP Moeldoko dan gerombolannya berhasil diatasi dengan clear victory baik secara politik dan hukum, sekaligus mendulang keuntungan elektoral," sambungnya.
Sementara itu, pengamat politik dari UNJ, Ubedilah Badrun mengamini kesimpulan survei PKB-ARSC di atas. Kata dia, publik mengharapkan regenerasi kepemimpinan partai politik.
"Naiknya elektabilitas AHY dan Partai Demokrat juga bisa dipahami dari perspektif ini. Dari delapan partai yang ada di Senayan, AHY adalah Ketum termuda. Suksesi yang mulus dalam Kongres Partai Demokrat tahun 2020 serta kekompakan Ketum dan pengurus Partai Demokrat dalam mengatasi upaya kudeta oleh pihak eksternal, menunjukkan regenerasi kepemimpinan berjalan baik di Partai Demokrat. Ada semacam penerimaan kuat di internal Partai Demokrat bahwa AHY adalah harapan sekaligus takdir yang tidak bisa dihindari menjadi bagian terpenting dalam sejarah Partai Demokrat" papar Ubedilah.
Rilis survei tersebut turut dihadiri antara lain oleh Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho, Ph.D, Kepala Badan Pemenangan Pemilu, DPP Partai Demokrat, Andi Arief, Ketua Bappilu Partai Golkar, Maman Abdurahman, Ketua DPP Partai Nasdem, Saan Mustopa dan anggota F-PDIP DPR RI, Rieke Dyah Pitaloka. (ADV/Naf)