Kepala Sekolah, Dinas Pemuda dan Olah Raga serta Orang Tua Edgar Bertemu, Hasilnya ?

MAMUJU--Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Mamuju, Edgar Amping tiba-tiba jadi pembicaraan utama publik Sulawesi Barat. Selain karena pesebak bola binaan Akademi PSM Mamuju itu jadi satu dari belasan anak yang masuk di tim Garuda Select, ia pun viral lantaran dikabarkan pihak SMA Negeri 1 Mamuju memberhentikannya dari sekolah.
Padatnya jadwal yang mesti dilalui Edgar dalam meraih cita-citanya sebagai pesebakbola profesional, rutinitas di bangu sekolahpun mau tak mau terpaksa ia kesampingkan. Apalagi telah diagendakan oleh PSSI, Edgar dari belasan orang di tim Garuda Select akan menuju ke Inggris dan Italia untuk pemusatan latihan hingga April tahun depan.
Pihak sekolah pun dikabarkan tak memberi toleransi atas hal tersebut. Hingga isunya, Edgar diberhentikan dari SMA Negeri 1 Mamuju.
"Saya mengecam tidakan pihak sekolah. Saya minta dinas pendidikan provinsi untuk melakukan investigasi dan tindakan tegas sekaligus pembinaan kepada kepala sekolah," ucap anggota DPRD Sulawesi Barat yang juga gemar sepak bola, Syamsul Samad dalam keterangannya, Rabu (9/10).
Tak ingin kabar tersebut terus bias di ruang publik, mantan ketua Komite Sekolah SMA Negeri 1 Mamuju, Firman Argo Waskito pun menginisasi pertemuan antara Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Mamuju, Rusman, orang tua Edgar, Luther Amping serta Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga provinsi Sulawesi Barat, Muhammad Hamzih di ruang Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Mamuju, Rabu (9/10) pagi.
Pertemuan Antara Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Mamuju, Luther Amping, Kadis Pemuda dan Olah Raga Sulbar dan Firman Argo Waskito. (Foto/Manaf Harmay)
Semua pihak dalam pertemuan tersebut akhirnya menyepakti untuk mencari jalan keluar terbaik dalam kasus itu.
Atah Edgar, Luther Amping berkisah, awalnya ia yang hendak mengkomunikasikan perihak rencana keberangkatan putranya ke Ingris dan Italia itu ke pihak sekolah mendapat respon yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
"Jadi waktu saya bertemu dengan guru BP, Beliau bilang kalau anak saya sudah tidak memenuhi syarat lagi untuk mengikuti ujian semester. Guru BP bilang, karena kehadiran anak saya di bawah 80 Persen, makanya sudah tidak bisa ikut ujian. Tidak ikut ujian berarti mustahil naik kelas," urai Luther.
Luther yang juga seorang guru itu sama sekali tak menyimpan kesal atas penjelasan guru BP SMA Negeri 1 Mamuju tersebut. Ia pun memutuskan untuk mencari sekolah lain di kota Mamuju bagi anaknya yang bisa memberi 'ruang khusus' bagi Edgar dengan segala kesibukannya di atas.
"Saya sudah komunikasikan dengan SMA Negeri 2 Mamuju, dan Edgar bisa disekolahkan di sana. Saya pun membawa rekomendasi siap menerima Edgar dari SMA Negeri 2 ke sini," sambung Luhter yang guru SMK Rangsa Mamuju itu.
Ayah Edgar, Luther Amping. (Foto/Manaf Harmay)
Kasus Edgar Murni Miskomunikasi
Kabar diberhentikannya Edgar Amping dari proses belajar di SMA Negeri 1 Mamuju tersebut sedianya tak mesti sampai heboh seperti sekarang ini. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Mamuju, Rusman menjelaskan, informasi pemberhentian Edgar itu murni karena kesalahpahaman antara guru BP dan ayah Edgar.
"Ini murni salah paham. Ada miskomunikasi," sebut Rusman.
Rusman pun menegaskan, keliru jika diasumsikan bahwa SMA Negeri 1 Mamuju tak memberi dukungan kepada setiap siswa atau siswinya yang punya prestasi. Apalagi sampai memberi kebanggan baik bagi sekolah, daerah apalagi bagi Bangsa dan Negara.
Kata Rusman, apa yang disampaikan oleh guru BP SMA Negeri 1 Mamuju itu kepada ayah Edgar memang belum dikoordinasikan dengan Kepala Sekolah. Rusman mengaku baru mengetahui tentang hal tersebut melalui pemberitaan media.
"Sekolah mendukung kegiatan Edgar. Apalagi Edgar itu, disamping betul di sini sebagai siswa dan saya sebagai kepala sekolahnya, dia juga saya punya anak-anak. Karena pelatih-pelatih yang ada di stadoin itu saya punya teman-teman semua. Bahkan Saya juga terlibat didalamnya mengurusi sepak bola itu," terang Rusman yang memang dikenal sebagai olahragawan itu.
Tegas, Rusman membantah informasi yang menyebut Edgar diberhentikan. Menurutnya, terdapat kekeliruan dalam menerima informasi oleh ayah Edgar, Luther Amping.
"Itu saya bantah keras itu. Tidak benar (Edgar diberhentikan di SMA Negeri 1 Mamuju," tegas Rusman.
Selanjutnya, Rusman akan membicarakan nasib Edgar di SMA Negeri 1 Mamuju dengan guru BP. Ayah Edgar, Luther Amping pun oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Sulawesi Barat, Muhammad Hamzih, diminta untuk 'mundur selangkah' dengan mengurungkan niatnya untuk memindahkan Edgar ke sekolah lain.
"Apalagi jelas, petunjuk Gubernur kepada saya bahwa setiap anak Sulbar yang berprestasi wajib untuk kita kawal," kata Hamzih.
Firman Argo Waskito yang mantan Ketua Komite SMA Negeri 1 Mamuju berharap, apa yang disepakati dari pertemuan tersebut bisa jadi titik terang dari 'ribut-ribut' pemberhentian Edgar Amping dari sekolah. Menurutnya, anak berprestasi di semua bidang, apalagi sampai bisa mengharumkan nama daerah mesti mendapat supprot dari semua pihak.
"Semoga dengan ini, masalah Edgar bisa selesai. Ia bisa tetap bersekolah di SMA Negeri 1 Mamuju, serta leluasa menjalani pemusatan latihan yang tengah ia lakoni dengan tenang. Tanpa beban apa-apa karena kita semua mendukung," begitu kata Firman Argo Waskito. (Naf/A)