Liar Fokus di Pemilih Perempuan
WONOMULYO--KPU Polman menggelar sosialisasi pendidikan pemilih perempuan, Minggu (14/04). Sosialisasi itu dikerjasamakan dengan Lembaga Inspirasi dan Advokasi Rakyat (LIAR) Sulawesi Barat di pendopo kantor desa Sumberjo, Wonomulyo, kabupaten Polman.
Komisioner KPU Polman, Munawir Arifin menjelaskan, kalangan perempuan menjadi pemilih yang paling banyak di Polman. Dalam catatan KPU, jumlah pemilih perempuan di Polman untuk Pemilu 2019 mencapai 154.005. Jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pemilih laki-laki yang ada dia angka 148.834 orang.
"Perempuan punya hak sama di Pemilu ini. Jadi sangat bisa untuk juga menentukan pilihan," urai Munawir Arifin.
Pada kesempatan tersebut, Munawir yang lepasan Universitas Indonesia itu juga memaparkan berbagai penjelasan soal surat suara. Termasuk perbedaan untuk masing-masing surat suara di Pemilu 2019.
Tata cara pencoblosan serta perhitungan suara juga disampaikan Munawir Arifin pada sosialisasi itu. Harapannya, untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih di 17 April 2019.
Sementara itu, Direktur Liar Sulawesi Barat, Harun Yamerang menjelaskan, Pemilu 2019 ini diharapkan dapat menjadi refleksi bagi masyarakat dalam menentukan pilihan politiknya.
"Pilihlah seorang pemimpin yang betul-betul mau memperjuangkan hak-hak masyarakat" ucap Harun.
Meski demikian, Harun menyakini, di antara ratusan Caleg yang ada saat ini, ada yang betul-betul berkompeten. Tugas selanjutnya, kata Harun, mencari figur tersebut.
"Jangan kita memilih hanya karena iming-iming uang Rp 50 Ribu. Ini sudah masuk kategori money politic dan seorang Caleg yang terpilih karena melakukan money politic, yakin saja tugas yang pertama dia lakukan bukan untuk rakyat tapi bagaimana cara untuk melakukan sesuatu untuk mengembalikan uangnya," tuturnya.
"Juga jangan memilih karena iming-iming dia akan membangun jalan dan jembatan. Itu bohong, karena itu bukan tugasnya. Itu adalah wewenang dari Bupati. Atau karena ada interfensi dari orang lain atau Pak Desa. Hanya kita dan Tuhan yang boleh tahu pilihan kita, harusnya seperti itu," sambungnya.
Menurut Harun, saat ini perempuan memiliki ruang 30 Persen di pemerintahan.
"Tapi kenapa perempuan masih saja tertinggal, itu kerana kita salah dalam memilih. Bahkan di daerah kita pemilih perempuan yang paling banyak, tapi yang duduk dikursi Legislatif hanya sepuluh orang," cetus Harun. (Khadafi/B)