Cerita dari Tenaga Pelipat Surat Suara; Lumayan, Bisa Beli Bedak Racikan
MAMUJU--Oleh KPU Mamuju, Sebanyak 200 orang dilibatkan dalam proses sortir dan lipat surat suara untuk Pemilu 2019. Gedung asrama haji Mamuju dijadikan lokasi penyortiran dan pelipatan surat suara untuk DPR RI, DPD dan DPRD, sementara media center KPU Mamuju dimanfaatkan untuk menyortir dan melipat surat suara untuk Pilpres.
Sejumlah aparat keamanan terlihat menjaga proses sortir dan lipat suara tersebut. Para tenaga penyortir dan pelipat suara itu pun dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk menyelesaikan proses tersebut.
Bermacam alasan yang melatarbelakangi para tenaga sortir dan lipat suara tersebut untuk sudi duduk melantai menyelesaikan tugas itu. Sepele memang, hanya menyortir dan melipat surat suara. Tapi, jika aktivitas itu dijalani setiap hari dari pagi hingga malam hari, berat juga.
Eni, salah seorang tenaga pelipat dan penyortir surat suara mengaku memanfaatkan waktu lowongnya untuk hal-hal yang sifatnya menghasilkan; menyortir dan melipat surat suara. Kata dia, bayaran yang akan ia terima dari aktivitas tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
"Yah, Alhamdulillah Pak. Lumayan, bisa beli bedak racikan," ungkap Eni di sela-sela aktivitasnya melipat surat suara.
KPU Mamuju memang menyiapkan anggaran khusus sebagai imbalan atas kegiaran menyortir dan melipat surat suara. Ketua KPU Mamuju, Hamdan Dangkang menyebut, pihaknya mem-plot upah sebesar Rp. 100 perlembar untuk surat suara Pilpres, Rp. 150 perembar untuk DPD, dan Rp. 200 per lembar untuk surat suara DPRD.
"Dari pada tidak ada ji juga dikerja Pak. Mending melipat surat suara saja. Menghasilkan," sambung Eni yang saat melipat surat suara ditemani oleh tiga orang rekannya.
Lain Eni, lain pula Danu.
Danu yang mahasiswa Unika Mamuju mengaku, ketertarikannya untuk menjadi tenaga penyortir dan pelipau surat suara didasarkan pada besarnya kebutuhan pulsa yang harus ia penuhi.
"Memang sedikit ji perlembarnya. Tapi dikali banyak, lumayan juga," sebut Danu, pemuda yang sempat bekerja di Matos itu.
"Dari pada tidak ada ji juga dibikin di rumah. Mending pergi melipat surat suara. Hasilnya bisa dipake beli paket data Pak," ujar Danu, pria yang sangat gemar bermain game online itu.
Proses sortir dan lipat surat suara sudah berjalan sejak 2 April 2019 lalu. KPU Mamuju menargetkan, proses tersebut bisa selesai dalam empat sampai lima hari sebelum surat suara di distribusikan ke kecamatan. (Naf/A)