Konflik Agraria Jadi yang Dominan di Sulbar
MAMUJU--Konflik yang masih banyak terjadi di Sulawesi Barat didominasi oleh konflik agraria. Sengketa lahan antara petani dan perusahaan merupakan salah satu pemicunya.
Kepala Kesbangpol Sulawesi Barat, Rahmat Sanusi mengatakan, deteksi awal masalah konflik agraria yang terus berlangsung khususnya di Sulawesi Barat, utamanya di daerah Pasangkayu terkait batas wilayah antara Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat terus dilakukan. Itu penting agar tidak menimbulkan masalah lain.
"Ini semua yang harus kita selesaikan. Karena kita khawatirkan bisa memicu konflik-konflik lain. Termasuk konflik antara masyarakat dan perusahaan," ujar Rahmat Sanusi yang ditemui Jumat (7/12).
"Jadi untuk sementara ini konflik agraria yang masih kerapa terjadi. Soal batas tanah, antara petani dan perusahaan serta batas wilayah," sambung dia.
Rahmat Sanusi juga menyebut, salah satu yang menjadi bacaan Kesbangpol, adalah potensi konflik di tahun politik 2019.
Menurutnya, dengan model Pemilu yang baru, dipastikan akan banyak kepentingan yang berbenturan. Bisa saja hal itu menjadi pemicu konflik sosial.
"Tidak menutup kemungkinan melahirkan konflik. Karena Pemilu kali ini banyak bukan hanya legisaif. Tapi ada lima, DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten dan Presiden," pungkas Rahmat Sanusi. (Keto/B)