Serangan Siber Tak Surutkan Semangat KPU Mamuju
MAMUJU--Ancaman serangan siber atau peretas jadi salah satu isu yang belakangan menyeruak jelang perhelatan Pemilu 2019. Meskipun begitu, KPU Kabupaten Mamuju tetap optimis Pemilu di Mamuju tetap akan berjalan seperti yang telah direncanakan.
Ketua KPU Mamuju, Hamdan Dangkang menjelaskan, ancaman serangan siber tersebut tentu telah diantisipasi oleh KPU. Utamanya perbaikan sistem informasi data yang bisa saja menjadi sasaran para peretas.
"Tentunya sudah ada antisipasi dari tim data KPU untuk keamanan dari ancaman peretas itu. Utamanya security untuk aplikasi Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih)," jelas Hamdan kepada WACANA.Info, Jum'at (8/12).
Menurut Hamdan, persoalan Sidalih yang tak jarang sulit untuk diakses lebih disebabkan karena faktor eksternal yang mempengaruhi jaringan internet. Faktor cuaca salah satunya.
"Kendala-kendala dari Sidalih ini kan bukan hanya kendala internal yang dihadapi. Kendala eksternal juga termasuk dengan namanya kita menggunakan jaringan. Dimana kondisi cuaca yang lagi musimnya itu juga mempengaruhi keterlambatan akses dari jaringan internet yang digunakan oleh Sidalih," urai Hamdan.
Untuk diketahui, Direktur Centre for Cyber Security and Cryptography (CCSC) atau Pusat Keamanan Siber dan Kriptografi Universitas Indonesia, Setiadi Yazid menyarankan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membuat standar keamanan di Pemilu 2019 dan pemilu selanjutnya.
Menurut Setiadi, bentuk serangan siber selama proses Pemilu bisa bermacam-macam. Misalnya saja memengaruhi opini publik dengan berita hoaks, mengganggu sistem KPU dalam penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT), dan bisa menurunkan kepercayaan terhadap hasil Pemilu karena KPU dinilai manipulasi data. (Uci/A)