Publik Tak Boleh Acuh Terhadap Seleksi Komisioner KPU Polman

Wacana.info
Direktur Lembaga Inspirasi dan Advokasi Rakyat (LIAR), Harun Yamerang. (Foto/Istimewa)

POLMAN--Rekrutmen Komisioner KPU Polman menyisakan 40 orang pendaftar. Kesemuanya dinyatakan lulus seleksi berkas administrasi dan berhak maju ke tahap seleksi selanjutnya.

Sampai pada tahapan itu, tim seleksi harus diacungi jempol. Mereka dianggap telah mampu menjalankan seleksi secara baik, tak ada masalah yang berarti.

Meski demikian, Direktur Lembaga Inspirasi dan Advokasi Rakyat (LIAR), Harun Yamerang berharap, seluruh proses seleksi sampai pada terpilihnya Komisioner KPU Polman hendaknya terus dipantau oleh seluruh lapisan masyarakat.

"Seluruh elemen masyarakat harus pelototi terus prosesnya. Kita ingin yang terpilih betul-betul orang yang amanah, orang yang ingin mengabadikan diri. Bukan orang yang mencari kerja doang," kata Harun kepada WACANA.Info, Minggu (18/11).

Harun menambahkan, bukan mustahil ada pendaftar yang dinyatakan telah memenuhi syarat administrasi menjadikan seleksi Komisioner KPU sebagai ajang coba-coba saja.

"Meskipun itu hak setiap warga negara untuk mendaftar, tapi kita kan butuh orang yang punya kapasitas. Bukan karena persoalan kedekatan apalagi titipan, misalnya," kata lanjut Harun.

Harun mengurai, baik buruknya kualitas demokrasi juga ditentukan oleh oleh integritas penyelenggara Pemilu. Kata dia, Komisioner yang terpilih harus paham tentang apa dan bagaimana nilai demokrasi.

"Kualitas demokrasi kita makin hari makin baik. Jangan sampai tercederai oleh orang yang tidak paham tentang nilai demokrasi. Apalagi karena hanya kepentingan kelompok, wah gawat," cetus dia.

"KPU ini adalah siriqnya paqbanua. Kalau tidak diseleksi sesuai kapasitanya yah, sisi kemandaran Timsel dipertanyakan," ujarnya.

Proses seleksi Komisioner KPU bukan hal yang sepeleh, bukan pula terbatas pada tahapanan siapa yang dinyatakan berhak menyandang status sebagai anggota KPU Polman. 

"Kalau saat pemilihan seumpama, karena KPU-nya sudah tidak amanah, nyeleweng, terpilihlah pemimpin yang ternyata menyengsarakan rakyat. Terus gimana itu," Harun menambahkan.

"Olehnya itu, saya bisa katakan, seleksi ini akan dipertanggungjawabkan di hari kemudian," tutup Harun Yamerang. (Keto/B)