Pemprov Nilai Majene Tak Layak Jadi Tuan Rumah Porprov ke-III

Wacana.info
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Barat, Muhammad  Hamzih. (Foto/Lukman Rahim)

MAMUJU--Pelaksanaan Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) ke-III bakal digelar di Majene dalam waktu yang tidak lama lagi. 

Belum juga even olah raga itu dilaksanakan, kritikan atas kesiapan tuan rumah dalam menyelenggarakan even tersebut terus berdatangan. Bahkan dari jajaran pemerintah provinsi Sulawesi Barat sendiri.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Barat, Muhammad  Hamzih mengaku pesimis perhelatan Porprov bakal berjalan sesuai rencana.

Ia menilai, Proses penegerjaan sejumlah venue tempat pelaksanaan pertandingan atau perlombaan beberapa cabang olahraga, sampai saat ini belum rampung. Bahkan ada yang tidak sesuai standar olahraga.

"Saya ketika ke Majene menyaksikan proses pembangunan stadion itu. Memang pribadi saya mengatakan tidak layak," ungkap Hamzih saat usai membuka pelatihan pelatih catur di Mamuju, Jumat (2/11).

"Karena dalam pandangan saya, ketika saya kaitkan dengan seluruh Porprov yang ada di Indonesia ini tidak hanya di Polman waktu Porprov ke dua, memang Majene tidak terlalu layak untuk dijadikan sebagai ajang pertandingan olahraga. Tapi pembukaannya, mungkin boleh," sambungnya.

Padahal, kata Hamzih, pemerintah provinsi Sulawesi Barat telah memberi tambahan waktu hingga satu bulan bagi Majene untuk menyelesaikan sejumlah venue. Namun hingga batas waktu yang disepakati, pelaksana kegiatannya juga belum bisa dituntaskan.

"Landasan untuk atlit saja menurut saya tidak memenuhi standar. Lapangan volly begitu kencang angin. Lapangan basket, apa semua itu kan, kasihan sekali. Saya pantau terus, memang progres untuk pembangunan itu lamban sekali," cetusnya.

Hamzih menegaskan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan memberi teguran kepada panitia penyelenggara. Kata dua, mestintya sejak awal pemerintah kabupaten Mejene menngakui ketidaksanggupannya untuk melaksanakan pekan olahraga terbesar di Sulawesi Barat itu.

"Yang pertama tindakan yang kita berikan warning kepada panitia dan Bupati Majene sebagai ketua panitia. Bahwa harusnya memang sejak awal disampaikan kepada kita memang tidak siap. Satu bulan loh diberikan kesempatan untuk membangun stadion tapi yang terjadi adalah seperti itu. Coba adik-adik ke sana," tuturnya.

"Menurut saya yang pertama adalah memang sebaiknya Mejene sejak awal menyampaikan tidak sanggup. Kalaupun sanggup yah sanggup. Tapi kan seperti itu. Saya kira dipaksakan, dipaksakan sekali," simpul Muhammad Hamzih. (Keto/A)