Pengungsi dari Sulteng Terus Bergerak, Posko Berdiri di Sejumlah Titik di Majene
MAJENE--Gelombang pengungsi korban gempa dan tsunami Donggala-Palu-Sigi, Sulawesi Tengah terus bergerak. Di Majene, warga pun dengan seuka rela mendirikan posko singgah bagi pengungsi yang korban bencana gempa dan tsunami yang melintas.
Posko persinggahan di jalan Jendral Sudirman, Labuang, Banggae Timur misalnya. Di Posko yang mulai berdiri sejak awal pekan itu sudah disinggahi ribuan warga Donggala-Palu-Sigi yang sedang dalam perjalanannya meninggalkan Sulawesi Tengah menuju beberapa daerah di Sulaweso Selatan.
Posko yang digagas Relawan 86 bersama dokter Rahkmat, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Majene itu dibuat atas dasar keprihatinan bagi para korban bencana.
Berbagai fasilitas pun disiapkan relawan di tempat itu. Makanan dan minuman, bahkan pemeriksaan kesehatan gratis juga tempat istirahat terlihat ready di sana. Disediakan pula berbagai jenis pakaian bekas yang layak pakai serta perlengkapan bayi yang semuanya berasal dari swadaya masyarakat.
Para pengungsi ini datang berombongan baik yang menggunakan mobil, maupun motor.
Saleh (24), salah satu relawan 86 menyebut, para pengungsi tersebut datang dengan berbagai kondisi yang memprihatinkan.
"Mereka ada yang tidak pakai baju, ada yang barusan makan, ada yang pakaian dalamnya belum terganti, ada yang luka, ada bayi yang tidak pakai baju. Pokoknya banyak cerita memilukan," ungkap Saleh kepada WACANA.Info, Sabtu (6/10) kemarin.
Aslan Sidang (34), inisiator posko persinggahan menyebut, awalnya posko diperuntukan untuk tempat donor darah bagi korban gempa dan relawan yang akan menuju Palu. Namun karena melihat banyaknya gelombang pengungsi yang melintas, maka posko tersebut kemudian ditambah fungsinya menjadi tempat persinggahan bagi korban gempa dan Tsunami.
"Jadi kami langsung ambil inisiatif untuk membuat posko singgah korban gempa ini," ujarnya.
Tak jauh dari posko tersebut, sebuah posko persinggahan juga dibuka di pelataran Masjid Agung Ilakal Mashir yang dibangun Pemerintah Kabupaten Majene. Kesibukan memfasilitasi para eksodus Donggala-Palu-Sigi juga terlihat di posko itu.
Posko yang berada di lingkungan Pasanggrahan, Kelurahan Pangali Ali ini juga menyediakan fasilitas yang sama. Beberapa pengungsi yang datang membawa bayi dan manula.
"Sudah ribuan pengunjung. Bahkan ada yang menginap karena kelelahan menempuh perjalanan," kata Kasubag Protokoler Setda Majene, Sufyan Ilbas. (Rumi/Naf)