‘Ma.. Takutka, Mau ka Pulang...’

Wacana.info
Annisa Assahrah, Mahasiswa Universitas Tadulako Palu asal Mamuju yang berhasil Dibawa Pulang dari Lokasi Pengungsian oleh Pihak Keluarga. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Seisi rumah Bapak Mustambit Ahad seketika berubah panik. Gempa bermagnitudo 7,7 yang terjadi di Donggala-Palu, Sulawesi Tengah Jumat kemarin membuat keluarga itu dilanda kecemasan yang luar biasa.

Betapa tidak, anak bungsunya, Annisa Assahrah yang sejak setahun terakhir menuntut ilmu di Universitas Tadulako Palu, sama sekali tak bisa duhubungi pasca gempa yang disusul tsunami itu.

"Ma.. takutka, mau ka pulang," ucap orang tua Annisa menirukan suara anaknya di detik-detik awal terjadinya gempa.

Ditemui di kediamannya di bilangan Karema, Mamuju, Minggu (30/09), ibu dari Annisa tersebut berkisah tentang bagaimana ia dan keluarganya benar-benar dilanda kepanikan. Mendengar kabar tentang persitiwa tersebut, sang ibu pun bergegas memesan tiket peswat untuk si bungsu yang ada di Palu.

"Tapi karena Bandara ternyata ditutup, yah kami hanya bisa pasrah," sambung dia.

Keluarga Annisa pun memutuskan untuk berkunjung ke lokasi bencana dengan menggunakan kendaraan roda empat. Singkat cerita, Annisa berhasil ditemukan di lokasi pengungsian di daerah tugu perdamaian di kota Palu.

"Waktu gempa, saya di kosnya teman, saya dan tiga orang teman itu waktu kejadian langsung lari ke tugu perdamaian. Apalagi waktu itu sudah ada kabar kalau air laut naik," tutur Annisa Assahrah kepada WACANA.Info.

Sebelum dijemput oleh pihak keluarga dari Mamuju, Annisa mengaku, selama di pengungsian hanya dibekali sepotong roti dan mie instan selama dua hari di lokasi pengungsian. 

"Tidak ada barang yang sempat ku bawa. Baju di badan saja, dompet, hape sama charge. Itu saja," tutur mahasiswa Universitas Tadulako Fakultas Ekonomi Akuntansi itu.

Ia mengaku tak lagi sempat untuk melihat kondisi kosannya. Terlebih gempa susulan yang terus saja terjadi pasca gelombang tsunami menerjang kota Palu.

"Takut ka lihat kosanku. Nanti tiba-tiba rubuh," kata gadis murah senyum itu.

Dari pengakuan Annisa, ada banyak mahasiswa asal Sulawesi Barat yang saat musibah terjadi sedang berada di kota Palu. Meski, ia sendiri tak lagi tahu seperti apa dan bagaimana nasibnya kini.

"Saya dijemput keluarga dari Palu kemarin sore. Baru tiba tadi subuh di rumah. Saya pulang bersama tiga orang teman, dua di antaranya dari Mateng. Tidak tahu meka bagaimana nasibnya teman-teman mahaiswa Mamuju yang lain," tutup Annisa Assahrah. (Naf/A)