Muballigh Harus Tahu Mana kegiatan Dakwah, Mana Aktivitas Politik

MAMUJU--"Seorang muballigh harus tahu membedakan mana kegiatan dakwah, mana kegiatan politik,". Hal itu ditegaskan ketua MUI Sulawesi Barat, KH. Nur Husain di hadapan sejumlah wartawan di Mamuju, Kamis (13/09).
Kiai kharismatik itu merasa penting untuk menyampaikan seruan di atas di tengah kian panasnya suhu politik jelang momentum Pileg dan Pilpres yang bakal dihelt secara bersamaan April tahun depan.
Kata dia, seorang muballigh mestinya kokoh untuk berdiri di garis yang tak berpihak. Olehnya, dalam setiap akrivitas dakwah, muballigh wajib untuk menyampaikan syiar agama bagi semua orang, tanpa melihat latar belakang keberpihakan politiknya.
"Dakwah yah dakwah, tidak melihat latar belakang keberpihakan politik orang. Dakwah kan sasarannya semua orang, tapi politik itu pilihan orang," sambung pengasuh pondok pesantren Ihyaul Ulum DDI Baruga, Majene itu.
"Jadi pilihan itu terserah orang. Jangan gunakan dakwah sebagai alat untuk mempromosikan orang," sambungnya.
KH. Nur Husain pun mendorong agar muballigh yang ada di Sulawesi Barat agar diberi pengarahan agar mereka senantiasa mampu menjalankan aktivitas dakwah-nya dengan baik, bukan bertumpu pada urusan politik praktis.
"Idealnya ini, memang mestinya dikumpulkan itu para muballigh diberikan pengarahan untuk tidak membawa politik praktis ke dalam dakwah kita. Karena kalau begitu, dakwah akan dimusuhi orang. Sebab apapun namanya, kalau politik praktis itu akan ada pihak yang saling berlawanan," tutup KH. Nur Husain. (Naf/B)