Baca Nih, Saat Guru Paud Dilatih Basic Life Support (BLS)
MAMUJU--Selain mendapatkan pelatihan tekhnik mendidik anak, guru-guru Paud SIOLA dari Mamuju dan Paud Sibali Parri’ dari Polewali mandar juga mendapat pelatihan Basic Life Support (BLS) pada kegiatan PAUD Holistic Integrated Teachers Capcity Building yang digelar di d’Maleo Hotel Mamuju, Senin, (5/03).
BLS dikenal sebagai Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang merupakan usaha untuk mempertahankan kehidupan pada saat pasien atau korban mengalami keadaan yang mengancam jiwa, utamanya pada anak didik.
dr. Irwan dari Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Duafa Makassar hadir selaku pemateri. Dalam kegiatan tersebut, Irwan memaparkan langkah awal yang semestinya diambil apabila terjadi kecelakaan baik itu kasus kecelakaan berkendara, terjatuh, tenggelam, tersedak dan kasus lain.
Rumus penanganan awalnya sama yaitu scane survey. Yang pertama, harus mengecek lokasi sekitar, yaitu penolong memastikan keamanan diri, keamanan lingkungan dan keamanan penderita. Kedua, penolong mesti ingat untuk meminta bantuan atau pertolongan dari orang lain.
“Jadi sebagai pertolongan awal, selain melihat kondisi lingkungan, sebagai penolong harus ingat untuk meminta pertolongan seperti menelpon ambulance. Jangan mentang-mentang kita sudah mendapat pelatihan BLS kita merasa mampu untuk menangani sendiri, ingat bahwa pertolongan kita hanya bersifat sementara, yang mana pertolongan sebenarnya ada di rumah sakit,” urai dr. Irwan.
Lebih lanjut, dr. Irwan menjelaskan, sebagai penolong, idealnya tidak menunjukkan sikap panik. Hal itu agar tidak salah mengambil tindakan dalam menolong. Lalu yang terakhir, kata Irwan ialah jangan lupa untuk memperkenalkan diri.
Selain itu, Irwan juga menyampaikan bahwa dalam melihat kesehatan seseorang saat terjadi kecelakaan yang paling utama yaitu jalan nafasnya, bukan pendarahannya.
“Biasanya orang awam kalau melihat kasus kecelakaan, dia fokus di pendarahan. Padahal sebenarnya yang harus diperhatikan itu jalan nafasnya karena kalau nafas tertahan sampai lima menit, orang bisa meninggal. Sedangkan pendarahan, biar berjam-jam, orang masih bisa bertahan,” jelasnya.
Caranya, penolong mesti melihat gerakan dada, kemudian mendengar nafas dan merasakan nafas korban. Adapun cara pengelolaan jalan nafas jika tertahan yaitu mendorong kepala korban kebelakang (head tilt), lalu mengangkat dagu (chin lift), kemudian mendorong rahang (jaw thrust).
“Cara itu mesti terus dilakukan sampai ada pertolongan dari petugas medis, untuk menghindari tertahannya nafas dari korban,” cetusnya.
Pada kesempatan yang sama, Irwan juga memberi kesempatan pada peserta untuk latihan Cardio Pulmonary Resusication (CPR) atau teknik kompresi dada yang merupakan usaha untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan fungsi sirkulasi dengan menggunakan CPR Manikin.
Untuk informasu, pelatihan Capacity Building merupakan kerjasama Yayasan Karampuang sebagai leading sector dengan Indonesian Magnificence of Zakat (IMZ) selaku consultan trainer dan didukung oleh PTTEP yang merupakan perusahaan eksplorasi asal Thailand selaku pemberi dana CSR.
Kegiatannya sendiri berlangsung selama 3 hari dari tanggal 5-7 Maret 2018. Selain peningkatan kapasitas guru, juga ada pelatihan kewirausahaan sosial bagi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Paud. (Dian Haneefa/Naf)