Komitmen di Dunia Pendidikan, SDK Hibahkan 1,7 Hektar Tanah untuk Islamic School
MAMUJU--Mantan Bupati Mamuju, Suhardi Duka membuktikan komitmennya terhadap dunia pendidikan. Pria yang akrab disapa SDK ini menghibahkan lahannya seluas 1,7 hektar untuk dibanguni sekolah Buah Hati Islamic School.
"Tanah seluas ini bisa dibangun sekolah mulai SD sampai perguruan tinggi. Saya sudah melakukan stud banding langsung ke sekolah Buah Hati di Jakarta. Banyak hal yang sudah didesain oleh Yayasan Ibnu Abbas, yang menaungi sekolah ini. Karena itu, saya langsung bersedia diajak kerjasama untuk membangun Buah Hati Islamic School di Mamuju. Yang ada di Jakarta, tidak ada bedanya dengan di Mamuju," kata SDK usai peletakkan batu pertama pembangunan Buah Hati Islamic School, Rabu (21/08).
Salah satu komitmen pria yang juga Ketua DPD Demokrat Sulawesi Barat itu di dunia pendidikan ialah berdirinya sebuah pesantren yang berlokasi di Desa Tadui Mamuju. Menurut SDK, pesantren tersebut murni dibiayai yayasan atau non profit, sebab dikhususkan untuk warga miskin dan anak-anak yatim.
"Kerjasama dengan Yayasan Ibnu Abbas ini bisnis dan social interprese. Keduanya saling terkait. Dan salah satu ciri daerah yang mandiri adalah memiliki banyak sekolah swasta atau banyak sektor swasta. Sebab semua murni dibiayai swasta yang bersangkutan. Artinya, tidak membebani pemerintah lagi," sambungnya.
Menurutnya, penguasaan terhadap teknologi dan profesionalisme akan terasa hambat jika tidak dibarengi dengan pengetahuan agama, hati dan akhlak.
"Itu yang harus dipersiapkan dari sekarang. Banyak pejabat tergelincir. Dan kita di Sulbar bersyukur memiliki Kapolda yang selalu menyeru pada kebaikan serta ibadah. Di Indonesia hanya ada seorang Kapolda seperti di Sulbar," ungkap SDK.
Sementara itu, ketua pelaksana kegiatan Hajrul Malik, menyebutkan, gedung yang akan dibangun itu merupakan cabang ke-7 Buah Hati Islamic School. Dijajaki keberadaannya sejak bulan Februari 2017.
"Alhamdulillah setelah kami ekspose, ada dukungan dari Pemkab Mamuju. Kami pun mulai melakukan rekruitmen calon guru. Ini penting karena pola pendidikan kami berbasis karakter. Sekarang ini sudah mulai beroperasi di gedung sementara dengan 7 murid. Seorang diantaranya adalah laki-laki," terang Hajrul Malik. (*/Naf)