MAMUJU--Lembaga Esensi Sulawesi Barat mempertanyakan tingkat akurasi keberhasilan gerakan Mamuju Mapaccing. Dewan pembina Esensi Sulawesi Barat, Syarifuddin justru melihat program unggulan pemerintah kabupaten mamuju itu masih jauh dari kata berhasil.

Ditemui di Banana Nugget and Coffee Mamuju, Syarifuddin mengatakan, pemerintah mestinya mampu membuka ke publik soal indikator yang digunakan untuk melihat seberapa jauh program itu dijalankan.

"Sebab, yang kita lihat khususnya di kota Mamuju ini justru kondisi bersih itu masih sangat jauh. Masih banyak persoalan kebersihan kota di beberapa titik yang masih perlu dibenahi," urai Syarifuddin, Kamis (15/02).

"Nah yang mesti kita dudukkan dulu ialah, bagaimana mengukur keberhasilan dari program itu," sambungnya.

Mantan aktivis HMI itu mengatakan, program Mamuju Mapaccing sesungguhnya memiliki tujuan yang sangat baik. Apalagi dengan melihat fakta bahwa Mamuju merupakan wajah Sulawesi Barat yang kebersihannya mesti tetap terjaga.

"Bahwa kebersihan kota ini memang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Semua pihak mestinya punya tanggung jawab untuk menjaga kebersihan kota," urainya.

"Kalau kondisi kebersihan kota Mamuju saja masih perlu dibenahi, itu artinya pesan dari pemerintah agar masyarakat bisa sadar akan pentingnya kebersihan sesunggunya tidak terdistribusi dengan baik," ujarnya.

Syarifuddin menilai, pemerintah hendaknya melakukan langkah-langkah yang lebih kongkrit lagi untuk menggungah kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan.

"Seperti di setiap even yang digelar di anjungan. Betul bahwa sampah di sana selalu dibersihkan oleh dinas terkait, tapi bukankah lebih elok jika ada kesadaran dari masyarakat untuk sudi membuang sampah pada tempatnya ?. Nah ini yang mesti didorong oleh pemerintah lewat gerakan Mamuju Mapaccing," pungkas Syarifuddin Mandegar. (Naf/B)