Peredaran Narkoba Sasar Kampus, Akademisi: Bagaimana Bisa jadi ‘Agen of Change‘

Wacana.info
Julianto Asis. (Foto/Facebook)

MAMUJU--Dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir, halaman pemberitaan di berbagai media khususnya di Mamuju banyak diwarnai penangkapan oknum mahasiswa yang terlibat dalam pusaran peredaran Narkoba.

Hal itu hendaknya dijadikan warning bagi kampus soal pola dan metode pembelajaran yang diterapkan di lingkungan kampus di Mamuju.

Direktur LBH Mandar Yustisi, Julianto Asis mengaku begitu terpukul atas fakta semakin banyaknya oknum mahasiswa yang terjerat kasus peredaran barang haram tersebut.

"Sebagai orang yang tumbuh dan besar dari lingkungan kampus, saya tentu sangat terpukul. Saya melihat, ada yang keliru dari pengelolaan kampus kita di Mamuju," ujar Julianto, Selasa (13/02).

Mantan aktivis HMI itu berharap, pihak kampus dapat dengan segera melakukan pembenahan sekaligus evaluasi terhadap ragam kegiatan di internal kampus.

"Memang sekarang ini, harusnya lingkungan kampus lebih dihudupkan lagi dengan ragam kegiatan postif lainnya. Kalau kita mau lebih spesifik lagi, misalnya dengan menggelar kegiatan yang fokusnya pada pencegahan peredaran Narkoba di internal kampus," urai Julianto.

Mahasiswa, kata dia, hendaknya mampu menjadi figur sosial kontrol, pembawa pesan moral, sekaligus sebagai agen perubahan.

"Hanya saja, kalau faktanya mahasisiwa kita hari ini sangat jauh dari cita-cita di atas, bagaimana mungkin mahasiswa kita bisa jadi agen og change ?. Ini kan lucu, sering kita dengar mahasiswa menggelar aksi demonstrasi dengan isu utama tentang peredaaran Narkoba, tapi mereka juga yang terlibat di dalamnya. Saya kira, banyak hal yang mesti kita evaluasi dari dunia kampus kita hari ini," begitu kata Julianto Asis, pria lepasam Universitas Muslim Indonesia itu. (Naf/B)