17 Dokter Spesialis Pilih Mundur, Direktur RSUD Regional: Kita Sudah Komunikasikan ke Kementerian

Wacana.info
Direktur RSUD Regional Sulbar, Andi Munatsir. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Kebutuhan dokter spesialis di RSUD regional Sulawesi Barat adalah hal yang mendesak untuk segera dipenuhi. Betapa tidak, di tengah proses migrasi RSUD regional dari gedung lama ke gedung baru ber-tipe B, sebanyak 17 dokter spesialis yang ada justru memilih mundur.

Hal tersebut sudah barang tentu menganggu proses pelayanan kesehatan di RSUD regional. Apalagi dalam waktu dekat ini, RSUD regional tipe B sudah akan digunakan.

Direktur RSUD regional Sulawesi Barat, Andi Munasir menjelaskan, pihaknya tidak tinggal diam dalam melihat persoalan itu. Ditemui di sela-sela kunjungannya ke bangunan RSUD regional tipe B, Selasa (16/01), Andi Munasir mengaku telah berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mencari jalan keluar pasca mundurnya 17 dokter spesialis di atas.

"Sebenarnya kemarin kan SDM kita sudah cukup, cuma karena sudah mundur jadi kita akan cari lagi," kata Andi Munatsir.

Desakan untuk pemenuhan kebutuhan dokter spesialis di RSUD regional Sulawesi Barat terus disuarakan publik. Beberapa waktu lalu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Mamuju bahkan mendesak Polda Sulawesi Barat untuk mengusut dugaan pelanggaran pasca mundurnya 17 dokter spesialis yang dimaksud.

Belakangan, Fraksi Demokrat DPRD Sulawesi Barat juga menyuarakan desakan yang sama. Ketua Fraksi Demokrat, Yahuda Salempang meminta pemerintah agar lebih serius lagi dalam menyelesaikan persoalan kurangnya dokter spesialis di RSUD regional.

"Kita lagi komunikasikan dengan Kementerian (Kesehatan). Kementerian itu meminta kepastian terhadap 17 dokter yang mundur ini. Jadi mereka tidak akan gegabah juga sebelum ada kejelasan tentang 17 dokter itu," begitu penjelasan Andi Munatsir.

Ia bahkan menyebut, pemenuhan pelayanan kesehatan di RSUD regional tipe B masih tetap kekurangan dokter spesialis.

"Yah kalau mereka (17 dokter spesialis) masuk, itu kita masih tetap kurang," pungkas Andi Munatsir. (Naf/A)