Parah, Konten Hoax di Indonesia Cukup Tinggi

Wacana.info
Sosialisasi Gerakan Revolusi Mental. (Foto/Panji Tobuttu)

MAMUJU--Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bekerjasama dengan Kementerian Teknologi Informasi dan komunikasi, Kementerian Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar sosialisasi Gerakan Nasional Revolusi Mental di d'Maleo hotel Mamuju, Kamis kemarin.

Fokus utama pada kegiatan tersebut ialah bagaimana memberi batasan yang jelas terhadap setiap aktivitas dan atau lalu lintas informasi yang beredar luas di dunia maya.

"Teknologi informasi harus betul-betul terukur. Jangan membagikan konten sembarangan, sebab terkadang informasi itu hoax (bohong)," ucap Kepala Dinas Komunikasi, Informasi dan Persandian Sulawesi Barat, Muzakkir Kulasse yang juga sempat hadir pada kegiatan itu.

Di tempat yang sama, salah seorang relawan pusat TIK, Unggul Sagena membeberkan data yang cukup mengejutkan. Dari data yang ia sampaikan diketahui persentase berita bohong atau hoax yang berselancar bebas di internet.

"Sesungguhnya, berita bohong atau hoax di Indonesia sangat tinggi. Termasuk di bagain sosial politik mencapai 91,8 Persen, dan di bagian Sara (suku, agama, ras dan antar golongan) 88,6 Persen serta isu kesehatan di 41,2 Persen," ungkap Unggul.

Kegiatan tersebut selain dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah provinsi, juga melibatkan para pelajar, mahasiswa, guru serta insan pers. (*/Naf)