Selamat Datang Pemimpin Baru

Wacana.info
Syarifuddin Mandegar

Oleh: Syarifuddin Mandegar (Pemerhati Sosial)

Sebagai orang yang tak punya derajat, atau status sosial untuk bertemu dengan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar yang baru saja dilanitik untuk mengucapkan Kata Selamat kepadanya, maka melalui catatan kecil ini saya menyampaikan ucapan itu. Dan catatan kecil ini tidak pantas dijadikan referensi ilmiah dalam bidang studi manapun. 

 

Hiruk pikuk Pilkada Sulbar telah usai. Segala intrik, segala fitnah, saling menghina dan sumpah serapah para pendukung saat Pilkada terlah tercatat di Luhind Mahfudz sebagai kado eliminasi pesta demokrasi.

Pesta demokrasi lima tahunan itu sering dicap dengan stigma buruk, padahal kita sendiri yang menodainya dengan dalih politik. Tapi sudahlah, Pilkada telah usai, mari menyambut pemimpin baru yang nantinya memimpin Sulbar 5 (lima) tahun kedepan.  

Tagline Sulbar maju dan malaqbi ini mengantarkan ABM-Enny sebagai pemenang Pilkada Sulbar 2017 setelah melalui perhelatan panjang dari Sulbar hingga ke Mahkamah Konstitusi. Akhirnya, pasca putusan MK, lewat sidang paripurna DPRD Sulbar oleh KPU mengukuhkan ABM-Enny sebagai pemegang mandat secara sah Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar periode 2017-2022.

Jumat 12 Mei 2017 sore, oleh Presiden RI, Joko Widodo resmi melantik kedua orang terbaik Sulbar tersebut. Pelantikan itu juga menjadi titik awal dalam tugasnya mengemban amanah seluruh elemen masyarakat Sulbar melalui konsep, program dan kebijakan pembangunan yang adil dan beradab tanpa disekap oleh kepentingan dari golongan manapun. ABM-Enny harus membawa diri sebagai pemimpin holistik yakni pemimpin yang mengayomi semua kepentingan masyarakat umum.

Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar dan Enny Anggraeni Anwar. (Foto/Facebook)

Kendatipun idealisasi itu dalam prakteknya, tidak bisa lepas dari intervensi kepentingan politik, tapi paling tidak output pembangunan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Berapa pun besarnya kepentingan politik jika dibandingkan dengan kepentingan masyarakat Sulbar, secara umum jauh lebih besar. Kepentingan politik locusnya hanya pada penguatan-penguatan konstuen secara kuantitas. Sedangkan pendidikan, ekonomi, kesehatan, agama dan budaya merupakan kebutuhan dasar masyarakat terhadap peningkatan kualitas hidupnya. Dalam konteks ini, kepentingan politik hanya berlaku temporer. 

Hal tersebut berdasar pada heterogenitas masyarakat Sulbar yang terdiri atas ragam suku, budaya dan agama. Selain itu, heterogenitas masyarakat Sulbar secara tidak langsung juga memiliki pengaruh besar terhadap paradigma Gubernur dan Wakilnya dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Mantan Bupati Polman dua periode itu, tentu saja sangat memahami kultur masyarakat Sulbar, begitupun dengan Enny Anggraieny Anwar, selama sepuluh tahun mendampingi suaminya dua periode sebagai Gubernur, sangat familiar terhadap kondisi geopolitik Sulbar.

Hal itu pula yang mengantarkan keduanya memenangkan Pilkada Sulbar 2017. Jadi, masa depan Sulbar sangat ditentukan oleh political will tidak hanya di tangan Gubernur dan Wakilnya, tapi seluruh eleman masyarakat Sulbar juga ikut menyokongnya.

Sekali lagi pesta kemenangan telah usai, kepercayaan yang diberikan masyarakat Sulbar sedang menanti untuk ditunaikan dengan penuh tanggungjawab. Lima tahun bukan waktu yang singkat untuk mewujudkan karya nyata dari segala janji dan komitmen yang telah diucapkan. Sebab, seorang pemimpin adalah penggerak terciptanya tatanan kehidupan sosial masyarakat yang adil dan sejahtera.

Berkaca pada torehan prestasi gemilang yang telah ditorehkan selama 10 tahun dibawah komando Anwar Adnan Saleh patut kita banggakan. Namun kebanggaan itu tidak lantas menutup ruang atas kekuruangan yang ada. Dan kekurangan itu tidak lantas berakhir saat masa jabatan pak Anwar usai. Kita bisa saja mengatakan, lain pemimpin lain kebijakan. Tapi tanggung jawab seorang pemimpin tidak bisa ditakar dengan alibi.

Jika nahkoda pertama telah usai masa tugasnya, maka nahkoda kedua melanjutkannya tanpa melupakan apa yang lebih dan kurang dari nahkoda sebelumnya. Seperti itulah dialektikanya. Artinya masa depan Sulbar ada di tangan Sang Nahkoda (Gubernur dan Wakil Gubernur).

Untuk itu, di akhir tulisan ini, saya mengucapkan Selamat datang pemimpin baru Ali Baal Masdar dan Enny Anggraeny Anwar. Selamat menjalankan amanah rakyat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar 2017-2022. Doa dan dukungan masyarakat adalah harapan dan cita-cita masa depan Sulbar. Semoga amanah, Amin. (*)