Mengenang Kejayaan Bisnis Batu Akik (Bagian Kedua)

Demi Sebuah Bongkahan, Dari Jalan Terjal, Hingga Cerita Pertikaian

Wacana.info
Bongkahan Batu Mulia. (Foto/Lukman Rahim)

MAMUJU--Batu mulia yang telah berbentuk cincin sesungguhnya berasal dari bongkahan yang bentuknya terbilang masih kasar. Sahar dan Ipul berbagi cerita soal perjuangan keduanya untuk mendapatkan bongkahan berkualitas. 

Dari jalan terjal, hingga kisah pertikaian antara pemburu bongkahan dengan para penjual dituturkan secara detail oleh keduanya kepada WACANA.Info.

Sahar mengisahkan, demi mendapatkan bongkahan Ngalo (jenis batu mulia khas Sulbar) dengan spek terbaik, dirinya harus keluar masuk kampung. Pernah juga ia terpaksa harus melewati jalan terjal menyusuri lereng bukit.

"Ada 3 macam jenis itu. Spek A, B dan yang paling mahal spek super," tutur Sahar yang ditemui di galerinya batu mulia kepunyaannya di jalan Abd Wahab Azasi, Mamuju, Sabtu kemarin.

Jika Sahar harus dengan bersusah payah, melewati jalan terjal demi sebuah bongkahan berkualitas, lain lagi dengan Ipul. Pria pencinta batu mulia itu berbagi pengalaman saat berburu bongkahan Ngalo. Ia mengaku pernah terlibat pertengkaran dengan para pejual bongkahan. 

"Biasa penjual di kampung itu marah kalau sudah dipegang bongkahannya baru tidak jadi dibeli. Pokonya kalau sudah kamu pegang itu batu harus dibeli. Begitu maunya orang di kampung," ungkap Ipul.

Kisah di atas merupakan sisi lain betapa di masanya batu mulia jadi salah satu primadona masyarakat. Saat sebagian orang meraup keuntungan yang cukup besar dari usaha tersebut.

Beberapa tahun telah lewat. Kesohoran batu mulia pun perlahan redup. Meski begitu, bisnis batu tak juga dapat disimpulkan telah benar-benar mati. Sahar mengaku masih tetap menerima beberapa pesanan untuk spek dan suiseki (bongkahan batu mulia yang berbentuk menyerupai hewan atau benda lain) yang ia pasarkan via media sosial atau media lainnya.

"Turis dari Bali masih biasa datang untuk membeli. Katanya mau dikrim ke Belanda," sebut Sahar.

Nasib batu mulia, khususnya jenis Ngalo kini seolah mendapat angin segar. Saat ini, banyak pembeli dari luar daerah mencari bongkahan utamanya suiseki. 

" Pembeli dari Cina banyak yang cari suisekinya. Bentuk naga atau burung," pungkas Sahar. (Keto/A)