Maknai Isra Mi‘raj, Irwan Sebut Masjid dan Sholat Sebagai Kata Kunci

Wacana.info
Irwan Pababari. (Foto/Humas Pemkab)

MAMUJU--Senin (24/04) kemarin, umat muslim memperingati peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Wakil Bupati Mamuju, Irwan Pababari menyebut, masjid dan sholat adalah dua hal yang paling penting dalam memaknai peristiwa Isra Mi'raj tersebut.

Hal itu ia sampaikan saat menghadiri peringatan Isra Mi’raj di Desa Kalepu, Kecamatan Tommo’, Mamuju, Senin kemarin. 

Ia menjabarkan, masjid dan shalat telah menggambarkan peristiwa Isra dan Mi’raj. Menurutnya, dalam Isra, Nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. 
Kemudian Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke Sidratul Muntaha dan mendapat perintah langsung untuk menunaikan shalat lima waktu.

“Jadi peringatan ini mengingatkan kita terhadap dua kata. Yang pertama ialah masjid, yang kedua ialah kita harus shalat. Sebaik-baiknya shalat itu ya di masjid,” terang Irwan Pababari.

Irwan yang baru-baru ini pulang dari ibadah umroh tersebut juga menyebut, kunjungannya ke Kalepu, Kecamatan Tommo tersebut juga merupakan bentuk 'ber-isra', tepatnya di masjid Darul Barakah, Dusun Tallang Gading.

“Sepertinya hari ini saya juga diisra’kan, tapi tidak mi’raj. Saya diundang ke masjid Darul Barakah, mungkin saya mau diperlihatkan kondisi masjid yang masih berdinding seng, plafon belum ada, dan tangganya juga masih seadanya. Inilah mungkin maknanya saya diisra’kan ke sini,” cetusnya.

Pada kesempatan itu, Irwan berharap kepada pengurus masjid Darul Barakah untuk membuat permohonan bantuan dalam bentuk proposal sebagai syarat agar bangunan tempat ibadah itu bisa mendapat bantuan pemerintah.

Mantan Wakil Ketua DPRD Mamuju ini juga menyampaikan, di tahun 2017, pemerintah kabupaten telah memprogramkan sejumlah kegiatan di desa Kalepu. 

Sebagian diantaranya seperti perbaikan jalanan dan pembuatan tanggul tanah yang diusul oleh warga Kalepu. Irwan berharap, beberapa kegiatan tersebut berjalan dengan bantuan dan kerjasama masyarakat desa sehingga berlangsung tanpa hambatan. (*)