Untuk Menjadi Perhatian, Jumlah Anak Tidak Sekolah di Sulbar Masih Cukup Tinggi

Wacana.info
Uji Publik Draf Rencana Aksi Daerah Penanganan ATS di Mamuju. (Foto/Nasrullag Yasin)

MAMUJU--Merujuk ke data analisis Unicef, populasi Anak Tidak Sekolah (ATS) di Indonesia ada di kisaran 4,2 Juta anak. Mereka masuk di rentang usia antara 7-18 tahun.

Education Spesialis, Unicef Indonesia, Suhaeni Kudus menjelaskannya dalam uji publik draf rencana aksi daerah penanganan ATS yang digelar di hotel Matos Mamuju, Selasa (26/11) kemarin. Sulawesi Barat, kata Suhaeni, masuk dalam lima besar provinsi di Indonesia dengan jumlah ATS tertinggi.

"Sayangnya, Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi yang masuk kedalam lima besar dengan persentase anak tidak sekolah tertinggi. Ini tentunya memerlukan upaya kita semua untuk menanganinya," ujar Suhaeni.

Padahal, sambung dia, pemerintah pusat sudah sangat tegas memberi perhatian khusus pada kualitas SDM di Indonesia. Itu juga yang disampaikan Presiden RI, Joko Widodo pada pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI beberapa waktu lalu.

"Jokowi menekannkan tentang SDM tangguh dan bonus demokrafi yang akan dimiliki Indonesai beberapa tahun kedepan. Dimana penduduk produktif kita populasinya akan jauh lebih besar dibanding populasi penduduk usia yang tidak produktif," urainya.

Di mata Suhaeni, harapan tentang bonus demografi tersebut bukan tidak mungkin justru menjadi beban demokrafi jika permasalahan ATS itu tidak ditangani dengan baik.

"Hal itu akan menyisakan persoalan tersendiri kepada pemerintah dan tentunya bagi generasi yang akan datang. Kelompok penduduk yang hanya akan banyak bergantung kepada bantuan-bantuan perlindungan sosial yang harus disiapkan pemerintah," cetus dia.

"Karena ketidakmampuannya untuk bersaing di pasar kerja, ketidakmampuannya untuk berkompetisi, ketidakmampuannya untuk menjadi SDM yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri dan seterusnya," tutup Suhaeni Kudus. (*/Naf)