Advertorial

Raih Juara Harapan II, Murdanil: Bukti Sulbar Bisa Bersaing

Wacana.info
(Foto/Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik)

KENDARI—Seluruh delegasi Provinsi Sulawesi Barat telah menuntaskan penampilan di ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist (STQH) Nasional ke-28 di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Di ajang tersebut, kontingen Sulawesi Barat berhasil menorehkan prestasi melalui cabang Tilawah Anak-Anak Putra. Adalah Syahruddin yang sukses duduk di peringkat kelima (Juara Harapan II) setelah mengantongi nilai 92,66 poin.

Meski belum berhasil menembus posisi juara utama, capaian ini tetap menjadi kebanggaan tersendiri bagi kontingen Sulbar. Itu bukti Provinsi Sulawesi Barat bisa bersaing dilevel nasional.

“Kita patut bersyukur dan bangga. Anak-anak kita telah tampil dengan penuh semangat dan menjaga nama baik daerah. Hasil yang diraih, termasuk juara harapan II di cabang Tilawah Anak-Anak Putra, menjadi bukti bahwa Sulbar mampu bersaing secara nasional,” terang Plt. Kepala Biro Pemkesra Setda Sulawesi Barat, Murdanil, Jumat (17/10).

Murdanil menanbahkan, pemerintah Provinsi Sulawesi Barat bakal terus mendukung pengembangan potensi qari'-qari'ah dan hafiz-hafizah daerah melalui pembinaan berkelanjutan.

“Kami di Biro Pemkesra bersama LPTQ akan melakukan evaluasi menyeluruh agar pembinaan ke depan lebih matang. Insyaallah, pada ajang MTQ Nasional mendatang, Sulbar bisa tampil lebih kuat dan meraih hasil yang lebih baik,” tuturnya.

“Kita semua telah berjuang bersama. Hasil ini adalah pijakan untuk terus melangkah lebih baik. Semoga semangat syiar Al-Qur’an terus tumbuh di Bumi Malaqbi ini,” tutup Murdanil.

STQH Nasional tahun, Provinsi Sulawesi Barat menunjukkan peningkatan yang signifikan dari segi kualitas bacaan, hafalan, dan pemahaman hadis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sekretaris Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Sulawesi Barat, Muhammad Sukri mengapresiasi perjuangan seluruh peserta yang telah berkompetisi dengan maksimal.

“Kalau kita melihat hasilnya, anak-anak sudah berbuat maksimal. Ada beberapa cabang yang sebenarnya sangat potensial, tapi ada sedikit kesalahan teknis yang membuat kita belum mencapai target. Namun, capaian ini sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” urai dia.

Cabang hadist menjadi salah satu fokus pembinaan. Masih oleh Sukri, di sana dibutuhkan penajaman pada aspek penjelasan (syarah) hadist.

“Sekarang, dewan hakim menilai bukan hanya hafalan, tetapi juga tajwid, fashahah, serta kemampuan menjelaskan konteks hadis. Ini hal baru yang perlu lebih dalam dipelajari oleh peserta kita,” jelasnya.

Di masa mendatang, LPTQ Sulawesi Barat akan memperkuat sistem pelatihan dengan Training Center (TC) berkelanjutan serta melibatkan pelatih nasional yang memahami karakter penjurian di tingkat nasional.

“Ke depan, TC harus lebih intens dan menghadirkan dewan hakim nasional agar anak-anak kita bisa memahami ekspektasi penilaian dengan lebih tepat. Secara kapasitas, kafilah Sulbar sebenarnya sudah luar biasa,” pungkas Muhammad Sukri. (*/Naf)