Menuju Indonesia Lengkap, Pemetaan Digital Diperkuat

JAKARTA--Peta yang akurat akan menjadi 'mesin penggerak' kebijakan pembangunan nasional di masa depan. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, memproyeksikan bahwa keberhasilan transformasi pertanahan Indonesia dalam lima tahun mendatang akan sangat bergantung pada kualitas data spasial yang dihasilkan hari ini.
Berbicara pada Talkshow Profesional “ILASPP: What is and What is Next? Bagaimana Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) Berperan?” dalam rangka HUT ke-53 ISI (6/8), Nusron menekankan bahwa peta di masa depan harus menjadi instrumen solusi, bukan sumber masalah.
“Kalau peta disusun dengan akurat dan berorientasi pada mitigasi risiko, maka ia akan menjadi kunci penyelesaian konflik dan percepatan pembangunan,” ujarnya.
Visi ini akan diwujudkan melalui Integrated Land Administration and Spatial Planning Project (ILASPP), sebuah program kolaboratif yang didukung Bank Dunia, yang akan membentuk ekosistem data spasial nasional berbasis teknologi mutakhir. Ke depan, ILASPP akan memadukan peta dasar, 3D cadastre, automatic gap & overlap detection, dan pemetaan tematik seperti Peta Risiko Lahan dan Peta Ekonomi untuk mendukung Smart City dan Digital Twin.
Direktur Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang, Virgo Eresta Jaya, menegaskan bahwa inovasi teknologi menjadi kunci keberhasilan ILASPP. Dalam paparannya, Virgo memaparkan sejumlah terobosan yang sedang dan akan dikembangkan:
3D Cadastre untuk legalisasi ruang vertikal, pengelolaan infrastruktur bawah tanah, serta mendukung Digital Twin dan Smart City.
- Automatic Gap & Overlap Detection untuk meminimalkan tumpang tindih data.
- Pemetaan Tematik seperti Peta Risiko Lahan, Peta Ekonomi, dan Peta Perilaku Masyarakat untuk mendukung kebijakan berbasis data.
- Downstreaming Geospatial Information agar data spasial dimanfaatkan lintas sektor, termasuk ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Virgo juga menjelaskan bahwa roadmap ILASPP hingga 2029 akan mengintegrasikan peta dasar skala besar dengan kebutuhan PTSL dan tata ruang nasional.
“Data yang kita bangun hari ini akan menjadi modal besar Indonesia Lengkap lima tahun ke depan,” jelasnya.
Dengan arah kebijakan yang jelas, dukungan teknologi canggih, dan komitmen para surveyor, ILASPP diyakini tidak hanya akan memperkuat tata kelola pertanahan saat ini, tetapi juga menjadi fondasi bagi Indonesia dalam menjawab tantangan spasial di masa depan.
Lima tahun ke depan, peta bukan lagi sekadar dokumen teknis, melainkan instrumen strategis yang menggerakkan pembangunan, menyelesaikan konflik, dan memastikan pemanfaatan ruang yang berkeadilan.
Seperti yang ditegaskan Menteri Nusron, “Data spasial yang kuat hari ini adalah jaminan kemajuan Indonesia esok hari.” (*)