Lebih dari 15 Ribu Liter Air Setiap Hari

MAMUJU--Masih ada sebagian warga Mamuju yang tak kunjung mendapatkan suplai air bersih dari PDAM. Itu semua jadi akibat dari bencana banjir dan longsor beberapa hari lalu yang turut merusak sejumlah instalasi pengolahan air milik PDAM.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, sejumlah langkah taktis pun dilakukan oleh pemerintah. Misalnya dengan mendistribusikan air bersih dengan menggunakan sejumlah fasilitas milik pemerintah daerah.
Seperti yang dilakukan oleh BPBD Provinsi Sulawesi Barat. Menggunakan satu unit mobil tangki, tak kurang dari 15 Ribu Liter air bersih didistrubisukan BPBD Sulawesi Barat untuk warga di kawasan perkotaan Mamuju setiap harinya.
Zulkarnain, salah satu staf BPBD Sulawesi Barat menjelaskan, pihaknya mengoperasilan satu uni mobil tangki air berkapasitas 5 Ribu liter untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat. Ditemui di sela-sela aktivitasnya, Rabu (29/01), Zulkarnain menyebut, dalam sehari, ia bisa mengisi mobil tangki sebanyak 3 kali, bahkan lebih.
"Pasca banjir dan longsor kemarin, kami melakukan pendistribusian air bersih itu bisa sejak pagi sampai malam. Rata-rata tiga kali mengisi dalam sehari. Jadi, total keseluruhannya itu 15 Ribu Liter yang kami distribusikan," beber Zulkarnain.
Selain BPBD Provinsi Sulawesi Barat, sejumlah pihak juga terlibat aktif dalam upaya pendistribusian air bersih bagi masyarakat di wilayah perkotaan Mamuju. Ada mobil tangki PDAM Mamuju, dari PMI, BPBD Mamuju serta mobil tangki milik pemadan kebakaran.
Kesemuanya disebar ke sejumlah titik pemukiman warga untuk melayani kebutuhan air bersih.
"Jadi kami tetap berkoordinasi dengan teman-teman lainnya terkait penentuan lokasi pendistribusian air bersih," pungkas Zulkarnain.
Instalasi Air Bersih Rusak Parah
Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung selama berjam-jam pada Minggu (26/01) yang lalu berbuntut banjir disertai longsor. Bencana tersebut menelan korban jiwa, termasuk sejumlah orang yang mesti mendapat perawatan medis secara serius.
Pipa Milik PDAM yang Terputus. (Foto/PDAM Mamuju)
Tak cuma itu, bencana tersebut juga merusak pusat instalasi pengolahan air bersih yang dioperasikan PDAM Mamuju. Sudah sejak beberapa hari terakhir, sebagian warga Mamuju tak lagi dapat menikmati layanan air bersih.
Proses perbaikan atas instalasi pengolahan air bersih terus dilakukan oleh pihak PDAM Mamuju. Masyarakat pun mesti memberi permakluman atas proses perbaikan yang diprediksi bakal memakan waktu lama.
"Sejumlah pipa transmisi dan pipa distriubusi kami terganggu. Ada yajg putus, ada juga yang tertimbun material longsoran," ungkap Pjs direktur PDAM Mamuju, Jauharian Andi Syafruddin kepada WACANA.Info.
Ada beberapa faktor yang, mau tak mau, bikin pihak PDAM belum sanggup melakukan perbaikan secara maksimal. Kata Jauharian, proses pembersihan lokasi longsor salah satunya. Hal-hal yang bikin estimasi waktu perbaikan belum bisa diprediksi.
Pipa Milik PDAM yang Terputus. (Foto/PDAM Mamuju)
"Untuk pembenahannya saya kira akan lama. Karena lokasinya sementara dibersihkan. Kami betul-betul belum bisa maksimal. Masih ada alat di instalasi So'do dan Tamasapi yang masih kami tunggu. Hari ini saja banjir lagi di sana, utamanya yang di So'do itu. Apalagi jalan masuk juga sementara dibenahi," begitu kata Jauharian Andi Syafruddin.
Tanggap Darurat Bencana Berakhir 30 Januari
Pemerintah Kabupaten Mamuju lewat SK Bupati Mamuju Nomor 97 tahun 2025 telah menetapkan masa tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama lima hari. Sejak 26 Januari 2025 hingga 30 Januari 2025.
Kepala BPBD Kabupaten Mamuju, Muh Taslim Sukorno menegaskan, fokus utama BPBD di jelang berakhirnya masa tanggap darurat tersebut adalah dengan melakukan pembersihan sejumlah fasilitas umum.
"Sekolah, masjid dan fasilitas umum lainnya. Kami juga fokus pada distribusi air bersih ke ruma-rumah masyarakat," ucap Taslim.
Kondisi Rumah Warga Korban Longsor di Mamuju. (Foto/Anto)
Khusus untuk wilayah longsor di Tamasapi, penanganan menggunakan alat berat sedang dilakukan. Kata Taslim, hal tersebut dilakukan untuk membuka akses transportasi.
"Diimbau kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Jika terjadi hujan terus menerus selama lebih dari tiga Jam, diharapkan melakukan pengungsian secara mandiri. Jika melihat ada gejala terjadinya banjir dan longsor, diharapkan untuk segera melaporkan ke Kantor BPBD," tutup Muh Taslim Sukirno.
Alarm Buat Kita Semua
Berton Suar Pelita Panjaitan, direktur mitigasi bencana dari BNPB dalam kunjungannya ke lokasi longsor meminta semua pihak untuk lebih aware lagi pada gejala alam. Kata dia, banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Mamuju adalah alarm bagi semua pihak.
"Kejadian ini adalah alarm. Kita tentu harus berhati-hati sehingga kita perlu waspada. Kesiapsiagaan itu penting, bukan hanya dari pemerintah saja. Jika ada hal-hal seperti keterangan di bukit-bukit, maka langsung laporan ke BPBD, kjepolisian atau ke pihak TNI," tutur Berton.
Direktur Mitigasi Nencana dari BNPB bersama Rombongan saat Berkunjung ke Lokasi Longsor di Mamuju. (Foto/Istimewa)
Kunjungan Berton ke Mamuju dalam agendanya melihat langsung kondisi banjir dan longsor di Lingkungan Tapodede, Mamuju. Ia bersama rombongan dari BNPB juga menyerahkan sejumlah bantuan kepada korban dan ke pemerintah Kabupaten Mamuju.
"Agar masyarakat bisa menyadari bahwa potensi bencana itu selalu ada dan perlu untuk pemerintah untuk terus disosialisasikan kepada masyarakat," urai Berton Suar Pelita Panjaitan
Adapun bantuan yang disalurkan oleh BNPB diantaranya; 200 paket Sembako, 200 paket hygiene kit, 200 selimut serta 1 unit pompa alkom. BNPB juga menyerahkan Dana Siap Pakai (DSP) untuk operasional sebesar Rp 150 Juta. (*/Naf)