Advertorial

Pandemi dan Gempa Bumi, Momen Tak Terlupakan Bagi Suraidah

Wacana.info
Suraida Suhardi. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Ketua DPRD Sulawesi Barat periode 2019-2024, Suraidah Suhardi kembali terpilih sebagai anggota DPRD Sulawesi Barat masa bakti 2024-2029. Partai Golkar yang sukses jadi peraih kursi terbanyak di Pemilu terakhir bikin posisi ketua DPRD Sulawesi Barat kini jadi milik partai berlambang beringin itu.

Terlepas dari apapun hasilnya, Suraidah mengaku bersyukur masih diberi amanah dari masyarakat untuk duduk sebagai anggota DPRD Sulawesi Barat periode 2024-2029. Pasca pelantikan, politisi cantik dari Partai Demokrat itu membagikan sepenggal cerita, kisah semasa ia memimpin lembaga legislatif di provinsi ke-33 ini.

Kepada WACANA.Info, masa pandemi Covid-19 yang diikuti musibah gempa bumi yang mengguncang Mamuju di awal 2021 yang lalu jadi momen tak terlupakan bagi Suraidah Suhardi. Kata dia, dengan segala kerbatasan kala itu, dengan kondisi gedung DPRD yang rusak parah, ia bersama para anggota DPRD Sulawesi Barat diharuskan untuk tetap bekerja.

(Foto/Istimewa)

"Di masa Covid dan gempa. Itu yang saling menguatkan kita. Dengan segala keterbatasan yang ada, kita tetap berusaha memberikan kinerja yang terbaik kepada masyarakat," ungkap Suraidah Suhardi, Kamis (26/09) malam.

Seperti diketahui, gedung DPRD Sulawesi Barat jadi salah satu infrastruktur vital pemerintah yang ikut terdampak akibat dahsyatnya guncangan gempa bumi kala itu. Kondisi yang mengharuskan para anggota DPRD Sulawesi Barat terpaksa melakoni aktivitas ke-dewan-an di tempat darurat. 

Hal lain yang juga cukup melekat dalam ingatan Suraidah adalah tentang kuatnya pertalian kekeluargaan di antara para anggota DPRD Sulawesi Barat. Kata dia, tak ada faksi-faksi di DPRD Sulawesi Barat selama ini, meski disadari para legislator itu datang dari latar belakang partai politik yang berbeda-beda.

"Utamanya di akhir periode. Ada banyak dinamikanya dan itu semua yang menguatkan kita. Yang juga tidak tidak bisa saya lupakan adalah tidak ada faksi-faksi di DPRD, tidak ada orangnya ini tidak ada orangnya itu. Kita satu kesatuan. Saya memang tidak terbiasa dengan kondisi seperti ada sekat faksi-faksi begitu. Kami memanng datang dari latar belakang politik yan berbeda-beda. Tapi ketika kita berbicara kepentingan rakyat, maka embel-embel identitas politik itu kita kesampingkan," urai dia.

Tak lagi duduk di kursi ketua DPRD Sulawesi Barat, tak akan banyak merubah gaya politik dan komunikasi dari seorang Suraidah Suhardi. Bedanya, segala kebijakan yang akan ia ambil sebagai wakil ketua DPRD Sulawesi Barat periode 2024-2029 wajib untuk dikoordinasikan dengan ketua dan para wakil ketua DPRD Sulawesi Barat lainnya.

"Walaupun secara umum sama. Waktu saya di posisi ketua, saya pun tetap berkoordinasi dengan para wakil. Jadi kalau sekarang, jalur koordinasi itu menjadi satu keharusan. Kita tidak ingin ada semacam keadaan saling melangkahi. Saya akan menjaga itu. Apalagi kan pimpinan DPRD itu bersifat kolektif kolegial, tidak dalam posisi saling membawahi," begitu kata Suraidah Suhardi. (*/Naf)