Humaniora

Seruan ICMI Sulbar; Tahun Baru Baiknya Diisi dengan Kegiatan yang Positif

Wacana.info
Ketua Majelis Pengurus Wilayah ICMI Organisasi Wilayah Sulawesi Barat, Suraidah Suhardi. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Sukacita, serta haru dalam menyambut tahun baru 2024 begitu terasa hampir di seluruh pelosok negeri. Tak terkecuali di Sulawesi Barat. Ragam perayaan tahun baru pun disiapkan oleh sejumlah kelompok masyarakat, dari kumpul keluarga hingga menggelar doa bersama yang diramu dalam bentuk refleksi akhir tahun.

Ketua Majelis Pengurus Wilayah ICMI Organisasi Wilayah Sulawesi Barat, Suraidah Suhardi berharap, inisiatif warga Sulawesi Barat dalam menyambut malam pergantian tahun dengan kegiatan yang lebih positif dapat jadi hal yang terus terjaga. Dengan begitu, momentum pergantian tahun bakal menyuburkan budaya yang lebih positif.

“Makin kesini kita melihat ada antusiasme budaya masyarakat kita dengan mengisinya melalui kegiatan yang mengandung nuansa keagamaan. Ini tanda-tanda baik untuk daerah kita. Artinya ada kesadaran komunal masyarakat kita dalam melihat momentum dan memanfaatkannya dengan menumbuhkan budaya yang lebih positif,” terang Suraidah dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/12).

Bagi Suraidah, momentum malam pergantian tahun sebelum-sebelumnya banyak diisi dengan kegiatan yang bersifat kontraproduktif. Sebagian masyarakay menghabiskan malam dengan aktifitas yang dikonotasikan dengan hura-hura. 

"Tapi sekarang mungkin masih ada, hanya makin kesini makin ada kesadaran masyarakat kita dengan mengganti kegiatan yang lebih banyak menggambarkan upaya muhasabah diri. Ini yang baiknya terus kita tumbuhkan," sambung dia.

ICMI Sulawesi Barat juga memberi atensi khusus pada gelaran politik di tahun 2024. Suraidah berharap, seluruh elemen masyarakat dapat saling berangkulan. Apalagi ditahun 2024 bakal hadir dua momentum politik yang digelar secara berjenjang hingga ke daerah.

“Tahun 2024 nanti kita akan bertemu dengan Pemilu dan Pilpres. Sementara jelang akhir 2024 kita akan masuk pada momentum Pemilukada. Jadi gesekan politik agak sulit terhindarkan bila kita tidak bersiap menata mental sejak awal. Semoga dengan memomentum doa dan zikir bersama diberbagai tempat di Sulbar menyambut malam pergantian tahun, bisa menjadi modal untuk kekuatan bangsa, kekuatan rakyat dalam menjaga soliditas negara dan khususnya kita yang mukim di daerah ini,” urainya.

“Setidaknya ada tiga persoalan mendasar yang dialami masyarakat kita saat ini. Diantaranya sulitnya lapangan kerja, mahalnya bahan pokok dan pembangunan infrastruktur,” beber perempuan yang juga Ketua DPRD Sulawesi Barat itu.

Ketiga masalah tersebut, masih Suraidah, bila tak dikelola dengan baik dapat menimbulkan gesekan sosial. Bahkan ketidakpercayaan pada penyelenggara pemerintahan.

“Ini penting untuk menjadi atensi pemerintah. Kita tidak mau ditengah situasi politik yang sedang menggeliat, muncul gesekan sosial akibat kelalaian kita memberikan atensi. Jangan sampai ini menjadi pintu masuk masyarakat untuk tidak lagi mempercayai penyelenggara pemerintahan di daerah,” ujarnya.

Kondisi yang cukup kompleks tersebut, perlu keseriusan semua pihak. Saling berangkulan menjaga kerukunan antar kelompok masyarakat. 

“Masyarakat kita sudah memulai budaya-budaya baik dalam menyambut tahun baru. Mereka mulai dengan kegiatan positif dengan alas keagamaan. Tugas bersama dengan pemerintah adalah menjemput dan memfasilitasi mereka dengan mendorong suasana kehidupan yang rukun dan damai dalam pusaran perbedaan-perbedaan yang ada. Baik oleh pilihan politik, budaya hingga perbedaan agama yang dianut,” pungkasnya.

Dengan begitu, kata Suraidah, semua elemen bisa menyambut tahun baru dengan sukacita. 

“Semua bisa masuk dengan suasana sukacita dan saling bergandengan tangan. Karena tak ada yang merasa tertinggal atau diabaikan,” simpul Suraidah Suhardi. (*/Naf)