Pariwisata

Tondok Bakaru serta Mengapa Ia jadi Prioritas Destinasi Wisata Sulbar

Wacana.info
Anggota DPR RI, Arwan Aras. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Kabupaten Mamasa telah disepakati sebagai prioritas pengembangan pariwisata di Sulawesi Barat. Setidaknya hal itu yang telah menjadi konsensus para tokoh pembentukan Provinsi Sulawesi Barat.

Salah satu destinasi wisata favorit yang kini terus dibicarakan di Kabupaten Mamasa yakni desa wisata Tondok Bakaru. Terletak di Kecamatan Mamasa, berjarak sekitar 4 Kilometer dari pusat pemerintah Kabupaten Mamasa, Tondok Bakaru bahkan telah menjelma menjadi desa wisata dengan jumlah kunjungan wisatawan yang terus bertambah.

Anggota Komisi X DPR RI, Arwan Aras menilai, hanya ada Tondok Bakaru jika harus memberi label prioritas atas destinasi wisata di Provinsi Sulawesi Barat. Ada sejumlah indikator yang melatarbelakangi penilaian tersebut. 

"Kalau konteksnya Sulbar, saya kira tidak ada destinasi wisata lainnya selain Tondok Bakaru. Menurut saya, Tondok Bakaru jauh lebih siap untuk kita prioritaskan dalam hal pengembangannya," ucap Arwan Aras saat ditemui di Ngalo Rock cafe, Karema, Mamuju, Senin (13/02).

Suasana di Desa Wisata Tondok Bakaru. (Foto/Aswad Atjo)

Tanpa menafikkan potensi destinasi wisata lainnya, Arwan mengatakan, ekosisten kepariwisataan relatif lebih siap di Tondok Bakaru. Selain semua potensi keindahan alam, budaya, serta potensi lainnya yang tersedia di sana.

"Masyarakat di sana sudah punya kesadaran tentang kepariwisataan. Mereka bahkan terlibat langsung dalam hal apa dan bagaimana mengembangkan Tondok Bakaru sebagai satu tujuan wisata. Aktivitas ekonomi di sana pun juga diinisiasi oleh masyarakat sendiri. Jadi bagi saya, karena ekosistemnya lebih siap, potensi wisatanya cukup luar biasa, Tondok Bakaru harus menjadi prioritas kita," sambung Anggota DPR RI asal Mateng itu.

Arwan berharap, ada keseriusan dari pemerintah Kabupaten Mamasa dan pemerintah Provinsi Sulawesi Barat untuk secara bersama-sama memberi perhatian khusus bagi pengembangan Tondok Bakaru. Arwan juga menegaskan kesiapannya untuk ikut terlibat aktif untuk segala upaya pengembangan destinasi wisata Tondok Bakaru.

"Apalagi, Tondok Bakaru masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik se-Indonesia. Jadi cukup beralasan untuk kita memberi prioritas pada pengembangan Tondok Bakaru. Menurut saya, tidak ada salahnya bagi pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi memforsir 50 Persen anggaran pariwisatanya untuk Tondok Bakaru, 50 Persen lainnya baru ke pengembangan destinasi wisata lainnya," pungkas Arwan Aras. (Naf/A)