Satu Abad NU

Jangan Seret NU ke Ranah Politik Praktis

Wacana.info
Puncak Harlah Satu Abad NU. (Foto/detikcom)

MAMUJU--Gelaran pertujukan dan seni dan budaya serta konser musik jadi penanda berakhirnya seluruh resepsi Harlah satu abad Nahdlatul Ulama (NU) yang dipusatkan di Sidoarjo, Jawa Timur. Penampilan band rock kawakan, Slank jadi puncak acara Harlah satu abad NU tersebut.

Sebagai organisasi islam terbesar, NU cukup sering diseret ke ranah politik oleh sejumlah pihak. Pemandangan yang sering terlihat utamanya di jelang pelaksanaan momentum politik tertentu. Sebagai organisasi yang memiliki massa paling banyak dari berbagai kalangan, NU tak melarang kader-kadernya untuk terlibat secara aktif di ranah politik praktis. 

"(Tapi) jangan gunakan NU sebagai lembaga untuk politik praktis, itu tok,” beber Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf dikutip dari kanal Youtube TVNU.

Apa yang disampaikan KH. Yahya Cholil Staquf itu sejalan dengan yang diharapkan oleh salah satu tokoh NU Sulawesi Barat, Sayyid Ahmad Fadlu Al-Mahdaly. Kepada WACANA.Info baru-baru ini, Ahmad Fadlu menyebut, setiap warga NU punya hak dan kewajiban untuk terlibat aktif memilih wakil dan memilih pemimpinnya di setiap momentum pesta elektoral. 

"Kalau saya tidak setuju (jika ada pihak yang ingin menyeret NU ke wilayah politik praktis). Secara kelembagaan, NU tidak elok kalau dia ikut-ikutan dalam politik praktis. Tidak ada masalah kalau itu secara pribadi. Itu hak sebagai warga negara. Tapi secara kelembagaan, NU dibentuk bukan untuk itu," tegas Sayyid Ahmad Fadlu Al-Mahdaly. (*/Naf)