Edelweis; Nuansa Klasik nan Milenial yang Begitu Terasa

Wacana.info
Penampilan Edelweis di Kilometer Satu, Mateng. (Foto/Firdaus Paturusi)

TOPOYO--'Old but gold'. Sebuah ungkapan sekaligus tema utama yang diusung oleh penyelenggara konser band indie Sulawesi Barat, Edelweis. Sabtu (9/10) malam, di Kilometer Satu coffee and food di Kecamatan Topoyo, Mamuju Tengah seolah jadi saksi betapa Edelweis masih menyimpan pesona bagi banyak penikmat musik di Sulawesi Barat.

Salah satu cafe di pusat kota Mamuju Tengah itu dipadati pengunjung. Tak hanya dari seputaran Mamuju Tengah saja, bahkan ada yang datang dari luar daerah. Penampilan Edelweis yang jadi alasan utamanya.

Edelweis. Band indie Sulawesi Barat yang telah meneguhkan posisinya sebagai salah satu grup musik terkemuka di Provinsi ke-33 ini sukses menhipnotis para pengunjung Kilometer Satu malam itu. Lewat sembilan lagu yang dibawakannya, band yang kini digawangi oleh Elmansyah (vokal), Irwan (gitar), Fuad (gitar), Dimas (bass), Igho (drum), serta Koko (biola) itu seperti membawa para pengujung Kilometer Satu ke dimensi masa lalu, lewat beberapa hits Edelweis yang telah familiar sejak beberapa tahun silam.

 Salah Satu Potret Keseruan Pengunjung Kilometer Satu Menyaksikan Penampilan Edelweis. (Foto/Santo MMR)

"Edelwesi, band menjadi sempurna dari bangun dan tidurnya," ujar Ahriadi AS, pria yang sengaja datang ke Mamuju Tengah untuk menyaksikan penampilan Edelweis.

Butuh waktu panjang bagi Edelweis untuk sampai di formasi seperti sekarang ini. Tersisa Elmansyah, Irwan dan Dimas saja yang sedari awal tinggal di rumah bernama Edelweis itu. 

Bergabungnya Fuad dan Igho, dua musisi muda dengan talenta yang luar biasa itu bikin nuansa musik Edelweis terdengar lebih milenial, kekinian. Plus Koko, violinist yang kini stay di Mamuju Tengah itu sepertinya cukup berhasil memberi nuansa klasik dengan alunan biola yang ia mainkan. Porsinya terdengar pas, hingga tak mengusik frekuensi musik khas Edelweis.

"Alhamdulillah, kami sudah ada di titik sekarang ini. Ucapan terima kasih tentu kami haturkan kepada banyak nama yang turut andil dalam perjalanan panjang Edelweis sejak dulu. Seperti namanya, kami berharap Edelweis bisa abadi lewat karya-karya yang akan terus kami lahirkan di masa-masa yang akan datang," terang Elmansyah sang vokalis.

Penampilan Edelweis di Kimoter Satu dimulai sekira pukul 22.00 Wita. 'Seandainya', lagu kepunyaan Samsons membuka penampilan band yang lahir di bukan Mei tahun 2005 tersebut. Lagu bergenre rock yang seketika itu membius para pengunjung untuk larut dalam hentakan khas musik rock.

'Bidadari', hits Edelweis di album perjalanan rasa jadi penutup perform band yang sempat bekerjasama dengan salah satu brand rokok ternama itu. Tetap dengan nuansa rock yang kental, tentu dengan cita rasa mileial dan nuansa klasik yang begitu terasa. (Naf/A)