Menanti Festival Kota Tua
MAJENE--Ide untuk menggelar festival kota tua di Provinsi Sulawesi Barat bakal terwujud. Jika tak ada aral melintang, even pariwisata dan kebudayaan itu akan dilaksanakan tahun 2021 ini.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat, Farid Wajdi mengungkapkan, rencana pelaksanaan festival kota tua tersebut bahkan telah mendapat lampu hijau dari Kemenparkraf RI. Kabupaten Majene direncanakan untuk jadi pusat pelaksanaan even tersebut.
"Kami telah melakukan riset tentang potensi pelaksanaan festival kota tua. Bahkan sudah ada bukunya. Dan Alhamdulillah, pemerintah pusat merespon ide ini. Rencananya kita akan laksanakan tahun ini. Pusatnya di Majene," ungkap Farid Wajdi, pria yang juga pencetus festival kota tua itu kepada WACANA.Info, Sabtu (3/04).
Mengapa Majene ?. Farid mengurai, 'Bumi Assamalewuang' itu punya rentetan sejarah tentang pendidikan Belanda di Sulawesi Barat. Bahkan di masa lampau, pemerintah kolonial menetapkan Majene sebagai pusat pemerintahan.
Prasasti, Titik Awal Kedatangan Belanda di Majene. (Foto/Manaf Harmay)
"Pada masanya, Majene ini adalah ibu kota afdeling mandar. Di sini ada banyak sisa-sisa peninggalan Belanda. Termasuk beberapa bangunan fisik. Kami melihat itu sebagai potensi pariwisata yang sayang jika tak dimanfaatkan," sambung dia.
Menuju even tersebut, Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat saat ini tengah dalam proses mengkomunikasikan agenda itu dengan beberapa pihak terkait. Pelibatan generasi muda, kata Farid, jadi salah satu poin yang mesti dilakukan untuk kesuksesan festival kota tua.
"Kami tentu berharap dukungan dari berbagai pihak untuk suksesnya even tersebut. Termasuk dengan dinas pendidikan sebab dengan keterlibatan peserta didik, misi edukasi dari agenda itu dapat terealisasi. Selain tentu demi kemeriahan serta diharapkan jadi magnet bagi para wisatawan," paparnya.
Sisa-sisa pendudukan Belanda bukan jadi satu-satunya item yang ditawarkan pada pelaksanaan festival kota tua. Kata Farid, ragam pertujukan kesenian, termasuk kuliner serta beberapa bentuk kebudayaan lainnya juga jadi hal yang diharapkan bisa jadi daya tarik tersendiri bagi tumbuh kembang dunia kepariwisataan di Provinsi Sulawesi Barat.
"Kita akan sharing dengan Pemkab Majene untuk pelaksanaannya. Besar kemungkinan akan kita laksanakan bertepatan dengan hari jadi Majene tahun ini," pungkas Farid Wajdi.
Pemkab Majene Fokus di Pengembangan Kawasan Dato
Gayung bersambut. Rencana pelaksanaan festival kota tua disambut baik oleh pemerintah Kabupaten Majene. Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene, Hj. A. Beda Basharoe mengaku, pihaknya tengah dalam proses persiapan untuk gelaran even tersebut.
Diskusi Kepariwisataan dengan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene, Hj A Beda Basharoe. (Foto/Didin)
Ditemui di kediamannya di Battayang, Majene, A.Beda menjelaskan, beberapa spot sedang disiapkan untuk pelaksanaan even itu. Mulai dari rumah sakit tua (kini dimanfaatkan sebagai museum), kompleks makam raja-raja, serta beberapa spot penunjang lainnya.
"Saya dengar juga akan ada launching prasasti titik awal rombongan Belanda saat pertama kali datang di Majene. Memang agenda itu telah kami bicarakan. Termasuk dengan pemerintah provinsi," terang Hj Andi Beda Basharoe.
Terlepas dari rencana pelaksanaan festival kota tua, pemerintah Kabupaten Majene dalam hal pengembangan sektor pariwisata sedang fokus untuk mengembangkan kawasan wisata Dato. Pesona pantai, lengkap dengan pemandangan yang cukup indah di Dato', kata A. Beda, masih menjadi prioritas utama pengembangan kawasan wisata di Kabupaten Majene.
Di Dato, Publik Dapat Menikmati Pesona Matahari Terbenam. (Foto/Manaf Harmay)
"Fokus kami memang di Dato. Pelan-pelan mulai kita benahi, kita lengkapi. Kenapa Dato ?, karena spot itu juga jadi yang diprioritaskan oleh Bupati Majene (Almarhum Fahmi Masssiara). Kemdian, adalah yang mustahil bagi kemampuan keuangan daerah jika kami mesti fokus di beberapa spot yang ada. Makanya kami fokusnya di Dato' dulu," demikian Hj. A. Beda Basharoe. (Naf/A)