Obituari Fahmi Massiara

Pria Pendiam, Pemilik Suara Merdu Itu Telah Pergi...

Wacana.info
Bupati Majene, Fahmi Massiara (Foto/Screen Shoot You Tube)

MAJENE--Bupati Kabupaten Majene, Fahmi Massiara akhirnya menyerah atas penyakit yang sekian lama ia derita. Rumah Sakit Grestelina Makassar jadi tempat pria berkumis, pemilik suara merdu itu berpulang. Menghadap Ilahi Rabbi, sekira pukul 12: 15 Wita, Senin (28/09).

Publik Sulawesi Barat, khususnya di Kabupaten Majene jelas tersentak atas kabar duka itu. Fahmi berpulang, di tengah perjuangan sang istri, Patmawati Fahmi Massiara di gelanggang politik, Pemilukada Majene tahun 2020.

Jejak Fahmi Massiara semasa hidupnya masih segar dalam ingatan Kalma Katta. Pria yang sempat bersama Fahmi Massiara memimpin pemerintahan di Kabupaten Majene. Menurut Kalma, Fahmi punya kepiawaian dalam menyelesaiakan setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

"Beliau ini pernah sama-sama dengan saya. Beliau Wakil saya Bupati. Watu itu, menurut saya, tugas-tugas yang dia emban bisa dilaksanakan dengan baik. Khususnya terkait dengan pertanggungjawaban dengan Inspektorat. Mengawal masing-masing Kinerja OPD. Menurut saya, bagus apa yang Beliau lakukan pada saat itu," urai Kalma Katta kepada WACANA.Info.

Fahmi Massiara sedianya masih menyisahkan waktu selama kurang lebih 8 bulan lagi, sebelum ia mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati Kabupaten Majene. Ajal memang tak mengenal waktu, pria bergelar Doktor itu pun harus lebih dulu meninggalkan kursi Bupati Majene sebelum periode kepemimpinannya berakhir.

"Dia telah meninggalkan kita. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT. Dosa-dosa Beliau diampuni. Kemudian, kepada penyelenggara pemerintahan saat ini, tentu harus melanjutkan apa yang telah dikerjakan Beliau, sesuai dengan visi misinya, sesuai dengan RPJMD-nya," harap Kalma, anggota DPRD Sulawesi Barat dari partai Demokrat itu.

Mengaku tak lagi banyak mengetahui jejak Fahmi pasca berpisah di struktur pemerintahan di Kabupaten Majene, Kalma mengaku punya banyak kenangan manis bersama Fahmi Massiara. Salah satunya tentang bagaimana ia bersama Fahmi memperjuangkan Kabupaten Majene yang benar-benar merepresentasikan pusat pendidikan di Provinsi Sulawesi Barat.

"Bersama kita berjuang untuk bagaimana keputusan yang diambil pemerintah provinsi tentang Majene sebagai kota pendidikan. Kami bahu membahu untuk berjuang supaya Unsulbar ini berstatus negeri, STAIN juga. Itu hal-hal yang masih segar dalam ingatan saya. Sebab waktu itu, kami silih berganti menghadap ke Kementerian," tutup Kalma Katta.

Duka mendalam juga disampaikan salah seorang tokoh pemuda Kabupaten Majene, Nursalim Ismail. Ia yang mengaku banyak berinteraksi dengan sosok Fahmi di tahun 2015 silam menyebut, Fahmi Massiara adalah figur pemimpin dengan segudang cita-cita untuk kemajuan Kabupaten Majene.

"Sayang sekali, Pak Fahmi harus lebih dulu menghadap Sang Khalik. Yang jelas Pak Fahmi adalah Bupati Majene pertama bergelar Doktor. Beliapun lahir dari dua tradisi yang berneda. Tradisi kebudayaan dan juga agama. Saya pernah berinterkasi dengan Beliau di tahun 2015. Karakter Beliau itu pendiam. Satu hal yang tidak bisa dilupakan oleh semua orang, dan ini harus diakui bahwa Beliau sangat piawai dalam bernyanyi," urai Nursalim.

Masih kata Nursalim, Fahmi Massiara pun punya komitmen yang besar dalam hal penyediaan ruang untuk segmen kepemudaan dan olahraga. Fahmi yang juga ketua PBSI Kabupaten Majene itu, menurut Nursalim, telah banyak memberi sentuhan inovasi di tubuh pemerintahan pasca kepemimpinan Bupati Majene sebelum-sebelumnya.

Baiknya, Suhu Politik Diredam Dulu

Imbauan Pemkab Majene untuk Pengibaran Bendera Setengah Tiang Selama Tiga Hari. (Foto/Istimewa)

Sedianya, Fahmi Massiara telah sangat siap untuk melanjutkan kepemimpinannya bersama Lukman di Pemilukada Majene tahun ini. Koalisi Assmalewuang; tempat berkumpulnya sederet partai pengusung Fahmi-Lukman bahkan telah memanskan mesin politiknya untuk cita-cita tersebut.

Sayang seribu sayang, kondisi kesehatan Fahmi Massiara yang semakin menurun bikin ia tak direkomendasikan oleh tim pemeriksa kesehatan di RSUP Wahidin Sudirohusodo. Jadilah sang istri, Patmawati Fahmi yang disepakati untuk sepaket dengan Lukman di Pemilukada Kabupaten Majene.

Suhu politik di Kabupaten Majene jelas memanas. Hari-hari menuju 9 Desember tahun 2020 (hari pemungutan suara) acap kali dihiasi dengan ragam perdebatan bahkan sampai saling sindir yang bikin atmosfer di Kabupaten Majene terbilang cukup panas. Tak percaya ?, coba ikuti isu Pemilukada Majene di media sosial.

Fahmi Massiara yang telah kembali ke haribaan Ilahi itu disemogakan bisa menjadi momentum untuk kembali merekatkan persatuan, persudaraan di tengah masyarakat Kabupaten Majene. Ragam debat, hingga saling sindir antarpendukung para pasangan calon itu baiknya dihentikan dulu.

"Sebaiknya kita melakukan jeda politik dulu, khususnya di Majene. Semua pihak baiknya larut dalam duka dan bela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya Pak Fahmi Massiara," harap Nursalim Ismail.

Pemerintah Kabupaten Majene pun telah menerbitkan surat yang ditujukan kepada para Kepala OPD, Camat, serta Lurah/Kepala Desa se-Kabupaten Majene. Surat tanggal 28 September 2020 yang ditandatangani Pj Sekda Majene, Masriadi Nadi Atjo itu berisikan imbauan untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari berturut-turut, dari tanggal 28 sampai 30 September sebagai bentuk penghormatan atas berpulangnya Bupati Majene, Fahmi Massiara.

"Sesuai dengan pasal 12 ayat (4) ayat (5) dan ayat (6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009, tentang bendera, bahasa, lambang negara serta lagu kebangsaan, kepada pra kepala perangkat daerah, Camat, Lurah dan Kepala Desa beserta jajarannya untuk mengibarkan bendera merah putih setengah tiang selama tiga hari berturut-turut. Selanjutnya agar menyampaikan jepada staf/masyarakat luas untuk mengibarkan bendera negara setengah tiang," bunyi surat bernomor 003.3/1055/2020 itu.

"Pada kurun waktu tersebut juga dinyatakan sebagai hari berkabung Kabupaten Majene," begitu bunyi surat bersifat segera tersebut.

Informasi yang diperoleh, jenazah Almarhum Fahmi Massiara sempat disemayamkan di kediaman pribadi Almarhum di Perumahan Bumi Aroepala, Jl. Tun Abdul Razak, Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan. Sebelum di bawa ke kediamannya di Battayang, Majene. Sumber dari kerabat Almarhum, jenazah Almarhum Fahmi Massiara akan dikebumikan Selasa 29 September 2020 pagi di kompleks Masjid Raya Raudhatul Abidin, Saleppa, Majene.

Selamat Jalan Pak Fahmi Massiara...

(Naf/A)