KIM Mamuju Mandiri dengan Ragam Produk UMKM yang Dihasilkannya

Wacana.info
Dahlia. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Sejumlah UMKM yang ada di Kabupaten Mamuju mulai merasakan dampak positif dengan berjejaring dalam Kelompok Informasi Masyarakat (KIM). Salah satunya, KIM Mamuju Mandiri.

Ketua KIM Mamuju Mandiri, Dahlia menuturkan, sejak bergabung dan membentuk KIM tahun 2019 yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju, produk UMKM mereka mulai mudah untuk dipasarkan. Pertukaran informasi tentang pemasaran juga kian terbantu.

"Terbantu sekali. Akses pemasaran kini lebih luas. KIM juga membantu untuk memasarkan," beber dia baru-baru ini.

Adapun produk yang dihasilkan oleh UMKM binaannya yaitu, aneka sambel, bebek ungkep, alpukat beku, singkong beku. Menurut Dahlia, ragam produk yang dihasilkan itu mendapat respon positif dari masyarakat lantaran akses promosi juga kian terbuka.

Produk yang Dihasilkan KIM Mamuju Mandiri. (Foto/Istimewa)

"Awalnya saya hanya sambel bawang tapi seiringnya berjalannya waktu saya lihat komoditi penja itu banyak. Komoditi perikanan yang paling banyak dicari di Sulbar itu penja. Terus saya timbul ide kenapa tidak buat sambel penja, terus saya coba beberapa kali, ternyata bagus hasilnya," urainya.

Permintaan berbagai hasil UMKM miliknya kini sudah merambah ke luar Sulawesi. Sambel penja sebagai ambassador laku keras di pasaran. Sekali lagi itu berkat jejaring sosial di KIM.

"Singkong beku, alpukat beku suplainya untuk kafe dan resto. Untuk sambel sendiri sudah ada beberapa wilayah sampai di Surabaya, Palu, Makassar bahkan pernah menjadi oleh-oleh keluar negeri," paparnya.

Dahlia bermimpi, suatu saat nanti di Mamuju lahir industri yang dimulai dari dirinya bersama KIM yang bisa menghasilkan produk berskala besar. 

Produk yang Dihasilkan KIM Mamuju Mandiri. (Foto/Istimewa)

Meski dibalik hal itu, Dahlia masih menaruh harapan besar agar pemerintah daerah bisa memfasilitasi untuk kemudahan mendapatkan izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) di dinas kesehatan dan pemberian rekomendasi ke perbankan.

"KIM atau lembaga lain punya rekomendasi ke perbankan. Pelaku industri kecil yang pengen besar itu dia tau kemana untuk memajukan usahanya, kalau mau jalan sendiri tanpa ada rekomendasi itu setengah mati," ujar Dahlia. 

"Untuk sekarang yang dibutuhkan anggota KIM yang produknya itu izin dari Dinkes PIRT, karena PIRT tonggak penjualan kami. Kalau PIRT tidak segera dibantu diselesaikan, pemasarannya mandek," sambungnya.

Padahal kata Dahlia, di masa pandemi Covid-19 ini, home industri menjadi peluang usaha yang cukup besar. Karena menurutnya, orang masih bisa menikmati makanan enak tanpa harus keluar dari rumah.

"Dalam kondisi (pandemi) begini (home) industri yang masih bertahan, karena orang masih bisa makan enak, tinggal telepon diantarkan," simpul Dahlia. (ADV)