Sebab Hulu yang Bersih untuk Hilir yang Jernih Pula

Dari Ekspedisi Bumi Kalumpang (Bagian II; Selesai)
Oleh: Hamdan Dangkang
(Ketua KPU Kabupaten Mamuju)
Desa Sandapang. Yang aktivitas masyarakatnya sebagian besar sebagai petani. Di sana kami menghabiskan malam. Dinginnya Sandapang kami terobos untuk mensosialisasikan tahapan pemutakhiran data pemilih.
Di desa yang jauh dari jangkauan telekomunikasi itu. Kami bersama rekan-rekan Bawaslu Mamuju sama-sama mensosialisasikan tahapan pelaksanaan Pilkada tahun 2020. Kami dengan penyebaran informasi tentang proses Coklit yang sedang berlangsung, Bawaslu dengan forum warga serta pencanangan desa sadar pengawasan.
Di aula desa setempat, puluhan warga hadir. Dengan saksama mengikuti materi yang dibawakan secara bergantian, kami dan dari Bawaslu. Mengandalkan penerangan seadanya di aula beralaskan tanah itu, agenda tersebut tuntas sebelum tengah malam.
Kami tak langsung beristirahat. Diskusi dengan Kepala Desa Sandapang kami lakoni di rumah pribadi milik Kepala Desa yang juga pernah mengenyam pendidikan di Kampus Tomakaka Mamuju. Bersama Pak Camat dan Danramil, kami banyak mendiskusikan progres pencoklitan yang dilakukan di desa tersebut, di desa yang dingin itu.
Dari sana, kami menerima banyak masukan terkait kendala yang dihadapi petugas PPDP kami dalam melaksanakan tugas pencoklitannya. Mulai dari warga yang sulit ditemui di rumah, sampai beberapa kasus seputar kelengkapan administrasi kependudukan masyarakat.
Solusi pun kami berikan. Harapannya, agar kualitas data pemilih khususnya di wilayah pelosok itu bisa benar-benar valid. Selebihnya, waktu kami habiskan dengan bermain domino. Maaf Pak Danramil, anda kalah dalam permainan domino ini, hehehehe.
Saat matahari mulai menghangatkan badan. Serta segala perlengkapan telah siap, termasuk perut yang sudah terisi, kami pun bergegas. Meninggalkan Desa Sandapang, membawa data progres Coklit yang telah dilakukan PPDP kami di Desa itu. Jika rekan Bawaslu telah menuntaskan segala urusannya di Kecamatan Kalumpang itu, kami tidak.
Kami masih harus berkunjung ke dua desa lainnya di bumi to Makki itu. Makanya, tak boleh siang betul kami bergegas. Apalagi cuaca hari itu lumayan mendung. Ini bahaya, sebab jika hujan turun, perjalanan dipastikan bakal kian berat.
Tiba di pusat Kecamatan Kalumpang jelang Ashar, kami bergegas ke Desa Kondo Bulo dan Desa Karataun. Jauh berbeda dengan akses yang sebelumnya kami lalui. Kali ini, kendaraan roda empat yang kami tumpangi punya izin untuk melintas di kedua desa tersebut. Bersama teman-teman PPK Kecamatan Kalumpang, kami pun menuju.
Sama dengan apa yang kami lakukan sebelumnya. Mengecek progres Coklit, memastikan item-item pendukung bagi PPS dan PPDP telah terdistribusi berikut ketersediaan piranti protokol kesehatan kami lakukan di masing-masing Desa. Jika melihat sekrertariat PPS, kami pasti singgah. Berdiskusi dengan mereka, menanyakan kendala yang dihadapi di masa pencoklitan ini, serta memberi solusinya jadi hal yang wajib kami lakukan.
Di Desa Karataun, kami berdiskusi dengan teman-teman PPS dan PPDP setempat di pinggir sungai. Duduk di batu berukuran besar dengan teman-teman PPS dan PPDP, forum diskusi pun berlangsung santai, tak mengurangi level keseriusan kami maupun dari teman-teman itu.
Di sana, data progres Coiklit kami terima. Termasuk mendengar keluhan PPS dan PPDP tentang ragam kendala dan persoalan yang mereka temui di lapangan. Kami tentu menawarkan solusi terbaik kepada mereka agar upaya validasi data pemilih untuk Pilkada Mamuju tahun ini bisa berjalan maksimal.
Hari mulai gelap, tanda siang berganti malam. Kami pun kembali ke pusat Kecamatan Kalumpang. Tiba di kediaman Ketua PPK Kalumpang, evaluasi dari panjangnya perjalanan kami selama di Kalumpang pun dilakukan. Di ruang tamu berukuran sedang milik Ketua PPK Kalumpang itu proses diskusinya berlangsung.
Dari sana, kami mendengar informasi tentang jumlah beberapa bahan pendukung pencoklitan yang ternyata masih kurang. Juga mendengar langsung dari PPK Kalumpang itu ragam kendala yang mereka hadapi di masa pemutakhiran data pemilih ini. Semua kami catat, kami simpan dan akan menjadi bahan evaluasi kami.
Seperti aliran sungai Karama, tahap pemutakhiran data pemilih ini merupakan masa yang teraman sangat penting. Ia seperti hulu dari panjangnya proses validasi data pemilih. Saking pentingnya, data pemilih hasil pencermatan yang kami pegang itu mesti kembali dimutakhirkan dengan cara menemui masing-masing warga untuk kemudian dipastikan kebenarannya, dipastikan benar atau tidak yang bersangkutan telah memenuhi perasyaratan untuk didaftar sebagai pemilih. Termasuk poin-poin penting lainnya yang di lapangan dikerjakan oleh teman-teman PPDP itu.
Jika hulunya sungai itu telah benar-benar bersih, maka hilir dari panjangnya aliran sungai itu juga akan jernih. Hilir yang dimaksud adalah Daftar Pemilih Tetap (DPT). Data pemilih yang di hampir setiap momentum politik selalu salah satu sumber persoalan, bikin ia jadi sangatlah penting. Maka memastikan segala proses di hulu telah berjalan baik adalah hal yang wajib kami lakukan.
Di lain sisi, tanggung jawab bersihnya hulu dari penyusunan data pemilih ini tak elok jika semata-mata dibebankan kepada kami di KPU. Diperlukan kepedulian dari segenap lapisan masyarakat untuk paling tidak membantu kerja-kerja penyelenggara Pilkada di semua level dalam hal mensukseskan tahapan ini. Sedikit kepedulian dari anda akan sangat berarti bagi kami.
Sebab, apapun hasil dari pesta demokrasi bertajuk Pilkada ini, masyarakat jugalah yang akan menentukannya. Karena itu, mari tunjukkan partisipasi itu dengan memberi kepedulian pada kerja-kerja teman-teman kami di semua tingkatan.
Mari dukung dan awasi kami dalam penyelenggaran pemilihan ini untuk menuju Pilkada Mamuju Macoa...
Sumber : kpu-mamuju.go.id