Omzet Hingga Belasan Juta Dalam Dua Hari Pameran

MAMUJU--Ada yang berbeda di Nal cafe Mamuju. Cafe yang terletak di kompleks rumah adat Mamuju itu sejak tiga hari terakhir tampak ramai dengan ragam jenis bonsai, aneka aquarium, serta berbagai spesies hewan reptil.
Kesemuanya itu hadir di Nal cafe dalam even pameran bonsai 2020. Sebuah even yang melibatkan para komunitas pegiat bonsai, aquarium serta hewan reptil yang ada di Mamuju.
Di temui di sela-sela aktivitasnya, Irwan Iwa, owner Nal cafe menjelaskan, even tersebut merupakan upaya untuk memberi ruang kepada kreativitas warga Mamuju khususnuya bagi mereka pegiat bonsai, aquarium dan hewan reptil. Menurut Iwa, even ini juga jadi penegasan
ada banyak daya tarik di Mamuju yang sesungguhnya bisa lebih dimaksimalkan lagi.
"Semoga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik lokal maupun dari luar Mamuju. Kami sekadar memfasilitasi saja hobi dari teman-teman ini. Menurut kami, ini sangat luar biasa," ujar Irwan, Jumat (10/07).
Tak main-main, perputaran rupiah selama dua hari even tersebut bahkan telah sampai belasan juta rupiah. Diungkapkan Irwan, hal itu membuktikan bahwa kreativitas punya nilai yang secara otomatis dapat menggerakkan perekonomian masyarakat.
"Baru dia hari, omzetnya itu sudah belasan juta. Bosai kelapa dan aquarium jadi dua item yang paling banyak diminati pengunjung," ungkap Irwan.
Bonsai Kelapa Mamuju yang Mendunia
"Yang paling penting dan utama adalah sense of art,". Hal itu disampaikan Elvis Muslatif, salah seorang pegiat bonsai kelapa asal Mamuju.
Kepada WACANA.Info, Elvis banyak bercerita tentang bagaiamana ia menjalani hobinya ini, hingga bisa meraup pundi-pundi keuntungan dari bosai kelapa yang ia kreasikan itu.
Mengaku telah menggeluti hobi ini sejak 13 tahun, Elvis mengaku telah mempolopori terbentuknya komunitas pegiat bonsai kelapa di beberapa kabupaten di Sulawesi Barat. Begitu mudahnya memperoleh kelapa di Sulawesi Barat, khususnya di Mamuju jadi titik awal ia memulai kegemarannya tersebut.
"Biasa kita itu kelapa ditendang-tendang ji. Tidak cukup berapa meter, ketemu ki lagi kelapa. Jadi saya bilang, bagus kayaknya kalau kelapa dikreasikan supaya punya nilai eknomis yang lebih tinggi lagi. Di situ awalnya," ujar Elvis, pria yang berprofesi sebagai tenaga pengajar di SMK Mamuju itu.
Awalnya memang berat. Diakui Elvis, bannyal cibiran yang ia terima tatkala kreasi tanaman kelapa itu mulai ia publikasikan.
"Bagaimana mungkin kelapa dimasukkan ke dalam pot ?," ujar dia.
Seiring berjalannya waktu, berkat ketekunan serta konsistensi Elvis atas hobi yang digelutinya itu, kini ia telah banyak menerima pesanan bonsai kelapa dari berbagai pihak. Bahkan hingga ke luar Sulawesi. Ia bahkan telah banyak menerima kunjungan dari turis luar negeri untuk menimba ilmu tentang apa dan bagaimana bonsai kelapa itu.
"Lewat berbagai forum yang kita buat, di situ saya sering berbagai ilmu. Bahkan sudah ada beberapa turis dari Eropa yang sengaja ke Mamuju untuk belajar bonsai kelapa ini. Saya memang lebih banyak berteman di luar, karena di Mamuju hobi ini belum begitu membumi. Tapi
sekarang sudah mulai menggeliat saya perhatikan," terang Elvis.
Pameran atau even serupa lainnya, menurut Elvis adalah langkah yang tepat dalam hal mempromosikan ragam kreativitas yang ada di Mamuju. Dengan begitu, publik akan punya lebih banyak pengetahuan tentang aneka krteativitas itu yang secara langsung juga akan membantu
pemerintah daerah dalam hal promosi potensi daerah.
Pameran bonsai rencananya akan digelar di rentang waktu dari 7 Juli 2020 sampai 12 Juli 2020.
"Kami sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang pelaksanaan even ini sampai hari jadi Mamuju 14 Juli 2020," pungkas Irwan Iwa. (Naf/B)