Ramadhan dan Idul Fitri Tahun Ini yang Benar-Benar Berbeda

Wacana.info
SDK Saat Menyalurkan Bantuan Sembako Kepada Masyarakat. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Sebagian besar umat Muslim (atau bahkan seluruhnya) menjalani ibadah Ramadhan tahun ini dengan kondisi yang sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Pandemi virus corona yang menjangkiti hampir seluruh belahan bumi bikin pelaksanaan ragam ibadah di bulan suci tak dilakukan di masjid.

Shalat tarawih misalnya. Jika di Ramadhan sebelum-sebelumnya selalu digelar secara berjamaah di masjid atau mushollah, kali ini tak dibolehkan. Shalat sunnah dengan jumlah raka'at sebanyak 20 (ada juga yang jumlah raka'atnya sebanyak 8) itu diinstruksikan untuk didirikan di rumah saja.

Sebaran virus yang menyerang saluran pernapasan ini bahkan bikin pemerintah menginstruksikan agar umat muslim tak menggelar shalat Idul Fitri secara berjamaah di lapangan, masjid atau mushollah. Untuk menhindari ledakan jumlah kasus positif covid-19, shalat Idul Fitri hanya dibolehkan untuk dilaksanakan di rumah saja.

"Memasuki hari raya Idul Fitri kali ini adalah sesuatu yang sangat aneh bagi saya. Karena dalam sejarah hidup saya, sejak anak-anak saya bermain dan hidup di masjid dalam setiap Ramadhan. Kali ini sekalipun saya tidak pernah shalat tarawih di masjid, begitupun sholat Idul Fitri yang sejak kecil saya dirikan di lapangan atau masjid. Tapi kali ini harus di rumah saja," ungkap Anggota DPR-RI, Suhardi Duka kepada WACANA.Info, Sabtu (23/05) petang.

Meski jadi penyebab utama nuansa Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini jauh berbeda, Suhardi Duka menilai, terdapat beberapa poin yang bisa dijadikan hikmah dari pandemi virus corona tersebut. Salah satunya agar seluruh umat Manusia kembali ke kesadarannya tentang kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

(Foto/Istimewa)

"Ramadhan kali ini kita jalani di tengah serangan mahluk yang super kecil, tapi sangat dahsyat dan menakutkan. Allah ingatkan kita bahwa kuasa-Nya Maha Dahsyat. Kemudian alam saat ini dalam kondisi memperbaiki dirinya sendiri, mengkalibrasi diri dari kerusakan yang terjadi selama ini. Begitupun kita yang seolah dituntut untuk berhenti sejenak dan merefleksi diri sendiri agar tidak terlalu mementingkan diri sendiri dan dunia semata," beber pria yang Ketua DPD Demokrat Sulawesi Barat itu.

Di Ramadhan tahun 2020 ini, Suhardi Duka serta partai Demokrat yang dipimpinnya di Sulawesi Barat banyak menggelar aksi sosial. Membagikan paket Sembako kepada masyarakat, utamanya kepada mereka yang terdampak pandemi virus corona di sejumlah wilayah di provinsi ke-33 ini.

Terakhir, pria yang akrab disapa SDK itu memimpin agenda bagi-bagi paket Sembako untuk warga kabupaten Mateng, beberapa hari yang lalu. Menurutnya, aksi sosial di tengah kesulitan masyarakat merupakan sebuah kewajiban. 

"Berbagi di masa sulit itu wajib. Artinya kita harus pandai berterimah kasih kepada rakyat yang memilih Kita. Pemimpin tak boleh melupakan rakyatnya. Sebab rakyat dan pemimpin sejatinya adalah satu harapan dan satu perjuangan," ujar SDK, anggota Komisi IV, DPR-RI itu.

"Saya dan keluarga sholat Idul Fitri di samping rumah tempat parkir. Saya Imam dan juga khotib-nya Insya Allah. Mengikuti keputusan MUI dan pemerintah," pungkas Suhardi Duka. (*/Naf)