Menunggu Realisasi Stimulus Bagi UMKM dan Pelaku Industri

Wacana.info
Berkunjung ke UMKM Agro Lestari di desa Beru-Beru Kecamatan Kalukku, Mamuju Bersama Kabid Pemberdayaan UMKM, Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kabupaten Mamuju. (Foto/Iskandar ZM)

MAMUJU--Kementerian Keuangan menjanjikan bantuan berupa stimulus selama tiga bulan kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan pelaku industri yang terdampak pandemi covid-19.

Sebagai tindaklanjut dari program pemerintah pusat tersebut, Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian kabupaten Mamuju telah memverifikasi ribuan pelaku UMKM dan pelaku industri yang benar-benar terpapar akibat penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok itu.

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian kabupaten Mamuju, Jalaluddin Duka menjelaskan, pihaknya saat ini tinggal menunggu realisasi stimulus yang dijanjikan pemerintah pusat lewat Kementerian Keuangan tersebut.

"Kita sudah kirim data itu sebanyak 2.241 pelaku UMKM, serta kelompok industri sebanyak 116 kelompok. Saat ini kita tingga menunggu bagaimana kelanjutannya," terang Jalaluddin Duka saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (23/04).

Kadis Koperasi, UKM dan Perindustrian Mamuju, Jalaluddin Duka. (Foto/Manaf Harmay)

Pandemi covid-19 di benar-benar memukul roboh perputaran ekonomi para pelaku UMKM di Mamuju. Sebagian besar para pelaku UMKM tersebut kini bahkan memilih untuk merumahkan beberapa karyawannya karena proses produksi benarb-benar terhenti.

Beberapa pelaku UMKM yang sempat ditemui beberapa waktu yang lalu mengeluhkan turunnya permintaan para pelanggan atas ragam produk yang mereka hasilkan. Hal tersebut jelas sangat berpengaruh pada perputaran ekonomi masyarakat. 

Pentingnya Inovasi

Pelaku UMKM sebenarnya masih punya ruang untuk tetap bertahan di tengah badai pandemi seperti saat ini. Salah satu hal yang mestinya dilakukan oleh para pelaku UMKM tersebut adalah dengan memberikan sentuhan inovasi untuk setiap produk yang dihasilkannya.

Pegiat UMKM, Nia Asniati mengaku, pandemi covid-19 memang telah memporak-porandakan bangunan perekonomian yang telah dirintis oleh para pelaku UMKM. Asumsi itu ia temukan setelah banyak pelaku UMKM di Mamuju yang telah mengeluhkan hal tersebut.

Pegiat UMKM, Nia Asniati. (Foto/Manaf Harmay)

"Di sinilah pentingnya inovasi. Misalnya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Kalau selama ini kita menjualnya masih dengan cara yang konvensional, saya kira bisa diubah dengan memanfaatkan sosial media," terang Nia Asniati saat ditemui di UMKM center belum lama ini.

Nia Asniati yang juga owner My Coffee itu pun meminta kepada para pelaku UMKM agar tak terpaku pada satu atau dua produk saja. Kecerdasan melihat peluang di pasaran adalah sesuatu yang mutlak dimiliki jika ingin survive di tengah terpaan pandemi saat ini.

"Saya katakan kepada mereka, jangan terlalu idealis kalau mau bertahan. Maksudnya, jangan tetap mempertahaknan satu atau dua produk saja. Saat sekarang ini, baiknya kita semua pintar-pintar melihat peluang di pasaran. Maunya pasar apa, itu yang mesti kitanya kita produksi," simpul Nia Asniati. (Naf/A)