Festival Maradika Mamuju; Penegasan Kembali Betapa Terbukanya Daerah Ini

MAMUJU--Pemerintah kabupaten Mamuju bakal menggelar festival Maradika Mamuju pada pertengahan Desember tahun ini. Ragam kegiatan kepariwisataan rencananya akan disuguhkan pada even tersebut.
Mulai pementasan seni dan budaya, pameran kebudayaan, termasuk sederet kegiatan pariwisata di Pulau Karampuang dipastikan bakal jadi satu rangkauan utuh pada gelaran festival Maradika Mamuju 2019.
Selain itu, festival Maradika Mamuju 2019 juga akan dijadikan forum silaturrahmi keraton Nusantara. Informasi yang diperoleh dari pantia pelaksana, ada ratuhan undangan yang akan dilayangkan ke perwakilan Keraton se Nusantara untuk hadir pada kegiatan tersebut.
Festival Maradika Mamuju 2019 tak sekedar memuat misi kepariwisataan saja. Ketua panitia festival Maradika Mamuju, Irwan Pababari banyak bercerita tentang hal tak kalah penting lainnya yang disemogakan pada pelaksanaan even itu.
Ditemui di sekretariat pantia festival Maradika Mamuju tahun 2019, Selasa (22/10), Irwan menyebut, even itu sekaligus akan dimanfaatkan sebagai momentum untuk kembali menegaskan betapa Mamuju ini adalah daerah yang cukup terbuka.
"Secara garis besar, selain memperkenalkan objek wisata di Mamuju, dengan kegiatan ini orang luar juga akan mengena budaya Mamuju yang sebenarnya. Selain itu, ada struktur budaya yang diisi oleh personal-personal itu juga akan dikenal lebih jauh. Termasuk struktur pemerintahan kerjaan, pasti juga akan lebih dikenal," beber Irwan Pababari kepada WACANA.Info.
Festival Maradika Mamuju 2019. (Foto/Istimewa)
Gelaran festival Maradika Mamuju 2019 juga diyakini bakal melecut keingintahuan publik ihwal seluk beluk sejarah kebudayaan yang ada di Mamuju. Jadi, bukan cuma membias pada sektor kepariwisataan saja.
"Ketika kita bicara ini, bukan hanya sekedar struktur kerjaan saja, tetapi bagaimana tentang pola kemasyarakatan, bagaimana pola hubungan antar kelompok di tengah masyarakat, kemudian peran para tokoh-tokoh adat. Termasuk tentang filosofi hidupnya. Banyak hal pokoknya," sambung Irwan, pria yang juga Wakil Bupati Mamuju itu.
Irwan meyakini, dengan tujuan yang telah dibeberkannya itu, pola kehidupan masyarakat yang kembali didasarkan pada akar nilai dan keluhuran budaya asli Mamuju bukan tidak mungkin menjadi buah yang layak untuk dituai di kemudian hari.
"Dengan seperti ini, suatu saat kita akan kembali ke akar budaya sebagai suatu patron dalam rangka membangun daerah ini. Penting untuk mewujudkan itu agar apa yang dilakukan di setiap harinya itu tidak keluar dari karakter dan ciri khas Mamuju itu sendiri," terang Irwan Pababari.
Sebuah nilai filosofis yang terkandung dalam ungkapan khas Mamuju punna muinung do uwainna Mamuju, to Mamuju do ittu (Jika sudah meminum air Mamuju, berarti sudah orang Mamuju). Oleh Irwan, ungkapan tersebut merupakan penegasan betapa daerah ini sangat terbuka, bahkan sejak dahulu kala.
"Festival Maradika Mamuju ini juga akan jadi penegasan bahwa Mamuju memang daerah yang terbuka. Itu bisa kita buktikan hari ini, betapa Mamuju yang ibu kota provinsi Sulawesi Barat ini sangat terbuka bagi siapa saja, dari latar belakang apapun," pungkas Irwan Pababari. (Naf/B)