Salam Perpisahan dari Ibnu Munzir; ‘Ladang Pengabdian Begitu Luas di Negeri Ini’

Wacana.info
Ibnu Munzir. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Plt Ketua DPD Golkar Sulawesi Barat, Ibnu Munzir akhirnya mengakhiri pengabdiannya di DPR RI. Selama hampir 10 tahun lamanya, Ibnu telah menjadi salah satu representasi masyarakat Sulawesi Barat di Senayan sana.

Tak lagi terpilih di Pemilu April 2019 lalu bikin Ibnu harus rela meninggalkan empuknya kursi di DPR RI. Lewat cuitan di akun facebooknya, Ibnu pun menyampaikan salam perpisahan.

Seperti diketahui, Selasa (1/10), sebanyak 575 orang Anggota DPR RI periode 2019-2024 akhirnya resmi dilantik. Ketua Mahmakah Agung, Hatta Ali memimpin jalannya prosesi pengambilan sumpah dan janji jabatan para Anggota DPR RI dan DPD RI.

Terdapat delapan orang wakil Sulawesi Barat yang ikut dilantik. Empat Anggota DPR RI dan empat Anggota DPD RI. Arwan Aras, Andi Ruskati, Ratih Megasari Singkarru dan Suhardi Duka adalah deretan nama yang dilantik sebagai Anggota DPR RI. Sementara Andri Prayoga Putra Singkarru, Iskandar Muda Baharuddin Lopa, Almalik Pababari dan Ajbar dilantik sebagai Anggota DPD RI.

Di Pemilu April 2019 lalu, Ibnu Munzir yang berstatus incumbent harus puas dengan raihan suara sebanyak 29.415. Nyatanya, jumlah tersebut belum cukup untuk mengantarkan salah satu aktor utama pembentukan provinsi Sulawesi Barat itu ke Senayan.

"Kepada segenap masyarakat Sulbar yang telah menitipkan amanah itu, terimakasih dan juga permohonan maaf jika saja dalam rentang 5 tahun yang terlewati ini ada banyak hal yang tak berkenan," ucap Ibnu seperti yang ia tulis di akun Facebooknya, Selasa (1/10).

Ibnu yang mantan aktivis HmI itu juga banyak menguraikan betapa panjang dan berlikunya perjalannan politik yang telah ia lalui. Ia pun banyak bercerita tentang peran-peran vital yang ia ambil dalam pembentukan sejumlah Undang-Undang yang salah satunya Undang-Undang pembentukan provinsi Sulawesi Barat.

"5 tahun sejatinya tak cukup, maka ini harus menjadi memo bagi yang dilantik hari ini. Untuk terus menyuarakan sampai pada titik seadil-adilnya bagi seluruh rakyat Indonesia," sambung dia.

Di cuitan yang sama, Ibnu juga banyak bercerita tentang betapa ia disibukkan oleh agenda Golkar dalam mengkampanyekan Capres Joko Widodo di Pemilu lalu. Hal itu pula yang menurut Ibnu banyak menyita waktunya untuk bersosialisasi di Dapil Sulawesi Barat, tempat ia bertarung.

"Dan itu menjadi alasan saya menjalani roadshow panjang di sebahagian besar pulau Jawa, menemui para kyai sepuh sebagai pemuncak kultural di berbagai tempat. Menepis begitu banyak hujatan. Dan mendaraskan kembali ikhtiar kebangsaan yang diringkas dalam nawacita. Bagi saya, keberpihakan Golkar haruslah berjejak baik. Meski resikonya mengabaikan sosialisasi di daerah pemilihan," ungkap Ibnu.

Tak ada kekecewaan dari sosok yang mulai aktif di gelanggang politik sejak tahun 1992 itu. Meski namanya tak masuk dalam deretan perwakilan Sulawesi Barat di DPR RI. Menurut dia, politik adalah seni memilih. Seni yang sejatinya meretas kekecilan hati juga kesumat. Seni yang menumbuhkan senantiasa pengharapan.

"Kepada segenap keluarga, tim, kawan-kawan di Sulbar dan di mana saja. terimakasih atas dedikasinya sampai saat ini. Tuhan tak menggariskan saya untuk kembali sementara ke Senayan. Dan tak perlu berkecil hati. Ladang pengabdian begitu luas di negeri ini. Kepada segenap tim, kawan dan saudara-saudaraku di Sulbar, Anda memang tak sempat melahirkan seorang legislator di Senayan, tapi Anda dengan nyata melahirkan Presiden. Kemenangan telak Jokowi di Sulbar adalah bahagian dari kemenangan Jokowi secara total. 

Dan bagi saya, bagi ketua umum Airlangga Hartanto dan bagi Golkar, itu kemenangan besar kami dengan nyata," begitu kata Ibnu Munzir. (*/Naf)