Pariwisata Berbasis Masyarakat dalam Festival Karampuang

Wacana.info
Kadis Parisiata Provinsi Sulbar, Farid Wajdi. (Foto/Humas Pemprov Sulbar)

MAMUJU--Festival Karampuang tahun 2019 mengusung tema besar pariwisata berbasis masyarakat. Kepala Dinas Pariwisata provinsi Sulawesi Barat, Farid Wajdi membeberkan semangat dari tema festival Karampuang tahun 2019 tersebut.

Dalam rilis media yang diterima WACANA.Info, Farid menjelaskan, pelaksanaan festival Karampuang sesungguhnya hanya stimulan dalam membangkitkan sekaligus mempertahankan semangat masyarakat dalam merawat potensi pariwisata khususnya yang ada di kabupaten Mamuju.

"Tema kita di festival Karampuang tahun ini yakni pariwisata berbasis masyarakat. Kita ingin agar masyarakat sadar betul tentang potensi pariwisata yang ada, sekaligus ikut aktif dalam merawat dan menjaganya," beber Farid Wajdi, Senin (9/09).

Salah satu bentuk nyata dalam hal merawat potensi pariwisata tersebut, kata Farid, adalah bagaimana kebersihan lingkungan khususnya yang ada di pulau Karampuang itu benar-benar terjaga.

Festival Karampuang. (Foto/Istimewa)

"Salah satu item kegiatan kita di festival Karampuang nanti akan ada gowes Karampuang. Peserta gowes nantinya akan membawa botol minuman sendiri-sendiri. Ini penting, agar tidak ada sampah plastik selama kegiatan," ujar dia.

Pria asli Tinambung itu berharap, dengan aktivitas kepariwisataan yang 'go green' tersebut, masyarakat yang mendiami pulau Karampuang dapat dengan serta merat ikut aktif dalam setiap upaya pelestarian lingkungan di salah satu destinasi wisata utama di kabupaten Mamuju itu.

Tak hanya dalam hal kebersihan lingkungan saja, Farid juga optimis festival Karampuang juga akan berefek ekonomi khususnya bagi setiap pelaku ekonomi yang bergeliat di pulau tersebut.

"Nanti juga kita ada penamaan spot diving/snorkeling di Karampuang. Mengapa kita namakan ?, karena kami yakin aktivitas wisata bawah laut tersebut akan berfek ekonomi bagi masyarakat. Misalnya, biaya yang dikeluarkan untuk menuju ke spot satu akan berbeda dengan spot-spot lainnya di Karampuang. Ini tentu akan berfek pada pengusaha kapal, atau penjual-penjual makanan yang ada di sana," urai Farid Wajdi.

Terpisah, Ketua Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Sulawesi Barat, Azhar Gazali berharap, pelaksanaan festival Karampuang dapat berfek pada pelestarian segenap potensi wisata yang ada Sulawesi Barat.

"Kita harapkan mampu memperkenalkan potensi pariwisata kita, termasuk bagaimana aksi nyata semua pihak dalam menjaga kelestarian budaya yang ada di Sulbar," papar Azhar.

Ia juga meminta agar masyarakat semakin tersadarkan untuk terus mendukung program pemerintah dalam mengembangkan segela potensi wisata yang kita miliki.

"Pemerintah perlu didukung dalam setiap program pengembangan kepariwisataannya. Masyarakat pun wajib untuk senantiasa merawat sekaligus menjaga budaya setempat," simpul Azhar Gazali. 

Untuk informasi, festival Karampuang rencanya akan dilaksanakan 15-17 September 2019 di dua titik berbeda; Anjungan Pantai Manakatrra dan pulau Karampuang. 

Akan ada Gowes Karampuang, passilumba lopi, pengenalan spot diving, karnaval, pameran pariwisata, serta pertunjukan seni akan menjadi deretan kegiatan yang menjanjikan kemeriahan pada gelaran festival Karampuang tahun 2019. (Naf/B)