POLMAN--Ketua Majelis Pembinan Daerah (Mabinda) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sulawesi Barat, Suhardi Duka berharap, organisasi tersebut senantiasa menjaga spirit utama sebagai pewaris perjuangan dan dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).

Hal tersebut sekaligus jadi harapannya pada kegiatan halal bi halal dan temu kader PMII Sulawesi Barat yang dipusatkan di gedung PKK, Polewali, Minggu (9/06).

SDK, sapaan akrab Suhardi Duka juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadirannya pada agenda tersebut. Ia yang sedang dalam agenda tak kalah penting lainnya di Jakarta itu juga berharap agar kader PMII untuk senantiasa menjaga moral, nilai agama dan kebangsaan dalam setiap aktivitasnya.

"Saya mohon maaf tidak bisa hadir di halal bi halal. PMII adalah organisasi kader dan intelektual juga pewaris perjuangan dan dakwah Aswaja. Untuk ikut, kader harus tetap menjaga moral dan nilai agama serta kebangsaan untuk mempersiapkan diri saat menjadi pengendali negara dan daerah," papar SDK kepada WACANA.Info.

Satu hal yang wajib dimiliki oleh setiap kader PMII, kata SDK, adalah semangat memelihara toleransi.

"Suarakan kebenaran dan toleransi. Serta perjuangkan nilai-nilai agama dalam keikutsertaan membangun bangsa dan daerah," sambung dia.

Halal bi halal dan temu kader PMII Sulawesi Barat hari itu dihadiri oleh sejumlah tokoh. Di antaranya Ketua Ikatan Alumni PMII Sulawesi Barat, Muh Natsir Rahmat, pria yang juga Wakil Bupati Polman. Berikut beberapa tokoh PMII lain dari latar belakang profesi yang berbeda-beda juga turut hadir pada kegiatan yang dilaksanakan di ujung masa libur Idul Idul Fitri tersebut.

Ratusan kader PMII se Sulawesi Barat juga tampak hadir, memenuhi gedung PKK, tempat pelaksanaan halal bi halal.

"Pasca Pemilu ini saya harap PMII kembali membuat program kaderisasi sekaligus mensyukuri hasil Pemilu. Apalagi kalau ada kader yang lolos di lembaga legislatif. Saya juga sekalian beterima kasih karena banyak kader yang memilih saya," tutup SDK, Caleg DPR RI di Pemilu yang lalu sukses bersama Demokrat sebagai pemilik salah satu kursi di DPR RI itu. (Keto/Naf)