Jalan Panjang Samsul Saguni; Disandera hingga Akhirnya Bebas
MAJENE--Tak banyak yang bisa diucapkan Samsul Saguni, pria 39 tahun warga Lalatedong, Senda, kabupaten Majene itu. Berhasil bebas dari penyanderaan kelompok besenjata Abu Sayyaf membuat ia sangat bersyukur akhirnya dapat berkumpul kembali bersama sanak faliminya.
Tak kurang dari empat bulan lamanya Samsul disandera. Kelompok Bersenjata Abu Sayyaf. Bagi Samsul, berkumpul kembali dengan orang terkasih merupakan anugerah terindah yang kini ia rasakan.
Ditemui di kediamannya, Samsul Saguni pun berbagi kisah mulai dari masa-masa suram ia disandera di Mindanau, Filipina. Hingga akhirnya berhasil bebas.
Kata Samsul, kelompok Abu Sayyaf yang menyaderanya itu beranggotakan delapan hingga sembilan orang. Samsul bilang, diantara mereka ada yang fasih berbahasa melayu. Selama disandera, ia dibawa ke dalam hutan dan sering berpindah-pindah.
"Kami beberapa kali berpindah tempat, setiap ada militer yang masuk ke hutan," ungkap Samsul yang ditemui di kediamannya, Minggu (20/01) kemarin.
Selama disandera, Samsul menjalani hidup layaknya sebagai seorang tawanan. Aktivitas kesehariannya nyaris tak banyak berubah. Menjalankan shalat berikut aktivitas lainnya ia jalani selama disandera.
"Kalau tiba waktu shalat kita berjamaah," kata Samsul.
Bagaimana ia bebas ?.
Samsul mengaku tak tahu menahnu soal kisah pembebasannya. Kata Samsul, ia dibebaskan di pinggir jalan, kemudian sekelompok orang menjemputnya menggunakan mobil.
"Barulah di rumah Gubernur saya tahu kalau saya bebas setelah melihat banyak tentara," ujar dia.
Untuk saat ini, Samsul belum berpikir untuk kembali bekerja sebagai nelayan di luar negeri. Meski begitu, ia mengaku tidak kapok jika suatu saat nanti nasib membawanya kembali menggeluti pekerjaannya itu.
"Sebab nasib anak manusia ada di tangan Tuhan," beber Samsul.
Samsuk, ayah dua orang anak itu pun menyampaikan terimakasihnya kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya pembebasan dirinya dari cengkeraman Abu Sayyaf.
"Saya sangat berterimah kasih kepada Kementrian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila," ujarnya.
Kasubdiv Perlindungan WNI, Kementrian Luar Negeri, Risaldy Ishak menyebut, serah terima Samsul Saguni kepada pihak keluarga sebelumnya telah dilakukan di Jakarta.
"Kedatangan kami ke sini adalah untuk memastikan Samsul tiba dengan selamat di kampung halamannya," cetusnya.
Untuk informasi, Samsul Saguni merupakan WNI ke sekian yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Dia dikabarkan hilang pada 11 September 2018 lalu bersama rekannya Usman yang telah lebih dahulu berhasil melarikan diri.
Samsul disandera saat sedang mencari ikan di perairan Semporna, Sabah, Malaysia. Kelompok bersenjata tersebut mendekati kapal yang dinahkodainya dengan menggunakan perahu boat. Meski telah berupaya bersembunyi, namun para kelompok bersenjata tersebut berasi menangkap Samsul dan menyekapnya hingga ke kepulauan Mindanao, Filipina. (Rumi/A)