Perbaikan Anjungan Pantai Manakarra, Esensi: Jangan Sampai Hanya Imajinasi Berfikir Saja

Wacana.info
Proses Perbaikan Anjungan Pantai Manakarra. (Foto/Manaf Harmay)

MAMUJU--Kamis (11/10), di bawah guyuran hujan yang membasahi kota Mamuju, satu unit excavator mulai bekerja. Disaksikan oleh beberapa warga Mamuju, excavator itu bekerja melaluan renovasi di salah satu bagian di Anjungan Pantai Manakarra Mamuju.

Pemerintah kabupaten Mamuju akhirnya memulai proses perbaikan Anjungan Pantai Manakarra. Langkah tersebt diambi sebagai respon dari perdebatan publik Mamuju khususnya yang terjadi di dunia maya terkait desain Anjungan yang disebut-sebut menyerupai simbol mata satu.

Oleh sebagian orang, simbol mata satu itu dianggap persis dengan mata dajjal.

Direktur Eksekutif lembaga Esensi Sulawesi Barat, Nur Salim Ismail menganggap, langkah pemerintah yang merenovasi Anjungan itu merupakan bukti betapa eksekutif terlampau reaktif dalam menaggapi isu-isu yang berkembang di tengah masyarakat. Terlbih jika isu tersebut berkutat di sosial media.

"Jika alasannya sebagai respon terhadap sejumlah opini, maka ini tidak tepat. Sebab mestinya harus melalui kajian mendalam. Apalagi ini sedikit banyaknya akan menyentuh aspek keyakinan," kata Nur Salim Ismail kepada WACANA.Info, Kamis (11/10).

Pria yang pengutus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Barat itu juga menilai, pemerintah hendaknya tidak 'over estimate' dalam mengambil keputusan. 

"Sebab, kita khawatir jangan sampai ini hanya merupakan imajinasi berpikir lalu menjelma menjadi sebuah kebijakan. Kan rancu jadinya kalau sudah sampai seperti ini," sambung Nur Salim.

Ketimbang reaktif dalam menganggapi isu-sisu yang berkembang di tengah masyarakat, Nur Salim menganggap, akan jauh lebih baik bagi pemerintah jika tetap 'stay on the line' pada program utamanya. 

"Kita justru berharap agar pemerintah dapat fokus dengan program yang telah dicanangkan sebelumnya," pungkas Nur Salim Ismail. (Naf/B)