Bahaya Menyalahgunakan Media Sosial
MAMUJU--Generasi milineal tentu jadi sasaran empuk bagi penyebaran informasi yang tidak sehat atau hoaks. Asumsi tersebut didukung dengan fakta bahwa Indonesia masuk dalam lima besar negara pengguna internet terbesar di dunia.
Sayang seribu sayang, kuantitas pengguna internet yang begitu besar di Indonesia itu tidak berbanding lurus dengan daya kritis masyarakat dalam membaca informasi.
Pembahasan di atas jadi salah satu isu utama dalam dalam bincang publik 'Dua Sisi Tajam Pro dan Kontra Pemuda di Era Digital' yang digagas oleh Milineal Institute diadakan di pelataran Kantor Dinas Kominfo dan Persandian Mamuju, Kamis (13/09).
Ketua Komisi Informasi (KI) Sulawesi Barat, DR Rahmat Idrus meminta semua pihak, khususnya kalangan muda untuk bijak saat memperoleh apapun informasi, apalagi jika informasi itu didapatkan dari media sosial.
"Bukan hanya hoaks yang berbahaya, tapi juga penyalahgunaan media sosial," kata Rahmat Idrus yang jadi salah satu pembicara dalam bincang publik tersebut.
Mantan aktivis HmI itu juga menyebut, penyalahgunaan media sosial bukan tidak mungkin digunakan untuk kejahatan yang lebih berbahaya.
Satu pembicaraan lainnya pada bincang publik yang juga dikerjasamakan dengan WACANA.Info itu adalah Kabid Aplikasi dan Informatika, Dinas Kominfo dan Persandian Mamuju, Akhmad Taufik mengurai pentingnya semua pihak untuk meningkatkan kualitas hidup agar mudah dalam mencerna segala macam informasi.
"Iqra, bacalah. Pengejawantahannya adalah kita harus berilmu lebih. IQ kita harus tinggi supaya kita tidak mudah terpengaruh," kata dia.
"Karena kualitas hidup anda sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi anda," tutup Akhmad Taufik.
Selain dua nama di atas, yang juga didaulat sebagai pembicara pada diskusi publik tersebut masing-masing ketua umum GMNI cabang Mamuju, Hermansya, Ketua Amsi Sulawesi Barat, Anhar, dan ketua KNPI Mamuju, Selvi Febriana. (Keto/Naf)









