Polemik RSUD Regional Sulbar, Ini Kata Kepala BPKP
MAMUJU - Pemerintah provinsi Sulawesi Barat menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) perwakilan Sulawesi barat di kantor BPKP, Kamis (25/01).
FGD tersebut turut dihadiri Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar, Kepala Kantor BPKP Sulawesi Barat, Arif Ardiyanto, Direktur RSUD regional Sulawesi Barat Andi Munasir serta Firman Argo Waskito dari DPRD.
Dalam FGD tersebut Arif Ardiyanto mengungkapkan komitmennya untuk terlibat aktif pada proses pengawasan dan monitoring setiap kegiatan di RSUD regional Sulawesi Barat.
Hal itu sebagai evaluasi kinerja pasca mundurnya 17 dokter spesialis di rumah sakuit kebanggaan masyarakat Sulawesi Barat itu beberapa waktu lalu.
"BPKP akan melakukan pendampingan atau monitoring pelayanan di RSUD selama beberapa bulan kedepan bahkan tahun," ungkap Arif Ardiyanto.
Lebih lanut, Arif mengaku, pihaknya telah menyusun dan menentukan indikator pengawasan atau monitoring di RSUD untuk menilai mana yang komitmem melakukan perbaikan, mana yang tidak.
"Dari situlah kita bisa mengambil tindakan. Adapun yang belum sempat kita bahas secara tuntas, kita akan lakukan FGD sesi berikutnya. Karena sudah ada beberapa kesepakan yang kita tanda tangani dalam melakukan perbaikan di rumah sakit," sambungnya.
Ia juga berkomitmen untuk mewujudkan setiap kegiatan di RSUD lebih transparan lagi. Hal itu menjadi penting agar kasus mundurnya dokter spesialis tak lagi terulang.
"Para dokter juga harus dilibatkan dalam hal pengadaan kebutuhan di rumah sakit. Sehingga tidak ada lagi dusta yang terbangun," urainya.
Arif pun mengakuai, tata kelolah di RSUD regional belum bisa disebut baik. Masalh pun muncul oleh karena tata kelola yang jauh dari sempurna itu.
"Memperbaiki tidak cukup hanya melakukan pengawasan. Tapi kami berharap komunikasi antara manajemen dan pihak dokter harus diperbaiki terlebih dahulu. Misal kepentingan RSUD bukan hanya urusan manajemen. Tapi harus menjadi satu kesatuan agar rakyat terlayani dengan baik," tutup Arif Ardiyanto. (*/Naf)